https://jakarta.times.co.id/
Berita

Kunjungi Tempat Bencana Banjir, Raja Spanyol Dilempari Lumpur 

Senin, 04 November 2024 - 08:13
Kunjungi Tempat Bencana Banjir, Raja Spanyol Dilempari Lumpur  Meski dilempari telur dan lumpur, Raja Spanyol Raja Felipe tetap tenang menghadapi warga Valencia yang marah dan sempat memeluk seorang warga yang kecewa kepada pemerintah. (FOTO: Reuters)

TIMES JAKARTA, JAKARTARaja Spanyol, Raja Felipe dan Ratu Letizia dicemooh dan dilempari telur dan lumpur oleh penduduk yang marah saat mengunjungi wilayah Valencia, tempat lebih dari 200 orang tewas akibatbanjir bandang, Minggu (3/11/2024) kemarin.

Raja Spanyol menghadapi makian "pembunuh" saat mengunjungi Paiporta yang terkena dampak paling parah, tepat di luar kota Valencia, bersama dengan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez.

Warga menuduh pihak berwenang memberikan tanggapan yang lambat terhadap bencana tersebut.

Setelah mereka berpose untuk foto, kerumunan massa mulai melontarkan hinaan kepada raja, Mazon, dan Sanchez.

Kerumunan itu kemudian merangsek depan, dan bergegas petugas keamanan membuka payung untuk melindungi raja dari benda-benda yang dilemparkan massa.

Saat dikonfrontasi oleh seorang warga, Raja Felipe tetap tenang dan menurunkan payungnya untuk mendengarkannya, sementara polisi berusaha mengendalikan orang-orang yang berkumpul.

Ratu Letizia juga berbicara dengan warga yang marah dan tampak sangat terguncang, memegang kepalanya dengan tangannya.

Saluran media sosial Keluarga Kerajaan merilis video setelah protes tersebut, yang memperlihatkan raja dan ratu berpelukan dengan warga yang putus asa.

Seorang pria menangis tersedu-sedu dipelukan raja dan dalam rekaman lain, Raja terlihat memeluk dua wanita yang menangis.

Tidak biasa bagi seorang raja Spanyol untuk menghadapi kemarahan yang begitu dahsyat dari dekat.

Raja Felipe adalah tokoh yang relatif populer, yang naik takhta setelah ayahnya turun.

Kemarahan tersebut tampaknya sebagian besar ditujukan kepada Mazon dan Sanchez, yang pergi lebih awal meskipun sang raja bersikeras tetap berada di tengah kekacauan.

Kantor Sanchez dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa perdana menteri telah dibawa pergi, mengikuti protokol keamanan.

Dalam sebuah pernyataan di X, Mazon mengatakan ia memahami kemarahan tersebut dan memuji perilaku "teladan" sang raja.

Setidaknya 214 orang kini dipastikan meninggal dunia akibat banjir dan jumlah korban kemungkinan bertambah karena masih banyak yang belum diketemukan. 

Diantara korban terakhir yang diketemukan adalah seorang perempuan berusia 70 tahun yang jasadnya ditemukan lebih dari 12 kilometer (tujuh mil) dari rumahnya.

Pada hari Sabtu, Sanchez memerintahkan 5.000 tentara tambahan untuk membantu upaya penyelamatan di daerah yang terendam banjir, dan menyebut badai tersebut sebagai “bencana alam terburuk” dalam sejarah daerah tersebut.

Ia menanggapi kemarahan dan rasa frustrasi atas lambatnya respons dari pihak berwenang, dan mengakui bahwa hal tersebut "tidak cukup".

Mazon dan Sanchez berasal dari partai yang berbeda, dan berdasarkan sistem politik Spanyol, pemerintah federal Spanyol tidak bisa mengucurkan dana dan sumber daya darurat tanpa izin dari pemerintah daerah. Hal itu baru terjadi pada hari Sabtu, empat hari setelah banjir melanda.

Pada hari Minggu, pihak berwenang mengimbau warga untuk berlindung karena Badan Cuaca Spanyol meningkatkan peringatan cuaca di wilayah pesisir Valencia ke tingkat merah maksimum karena diperkirakan akan ada lebih banyak hujan.

Video media sosial yang diunggah penduduk setempat menunjukkan kendaraan polisi melewati jalan-jalan Aldaia di Spanyol timur dan memberi tahu penduduk melalui megafon untuk pulang dan menghindari daerah di sebelah jurang setempat.

Wali kota Aldaia Guillermo Lujan juga mendesak warga untuk meninggalkan tempat kerja mereka, mengirim pesan ke X yang meminta mereka untuk keluar dari jalan karena peringatan terbaru.

Lebih jauh ke selatan, pemerintah daerah Murcia mengirimkan peringatan SMS yang memberi tahu warga Mazarron untuk menghindari daerah tertentu karena permukaan air meningkat akibat hujan.

Sementara itu, ribuan relawan telah menanggapi panggilan pemerintah provinsi untuk membantu membersihkan puing-puing banjir.

Pihak berwenang tampak tidak siap dan kewalahan, dengan cepat kehabisan persediaan dan bergegas mencari lebih banyak bus untuk mengangkut orang.

Para relawan yang menunggu berjam-jam justru ditolak, itu yang semakin membuat banyak orang frustrasi. 

Pedro de Juan, (18) mengaku  melihat kejadian  seperti ini hanya di film, dan ia muncul sebelum pukul 7 pagi untuk menaiki bus relawan.

Ia menyuarakan rasa frustrasi yang dirasakan banyak orang.

"Sungguh mengherankan bagaimana pemerintah mengatakan itu bukan salah mereka. Pemerintah menyalahkan orang lain. Namun saat ini kita harus bersatu dan saling membantu," katanya kepada CNN pada hari Sabtu saat mengantre.

"Militer dan polisi membantu tetapi tidak sebanyak yang kami harapkan dan mereka terlambat berhari-hari," kata warga lainnya.

Ribuan tentara telah dimobilisasi dalam apa yang disebut Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez sebagai operasi terbesar oleh Angkatan Bersenjata di Spanyol pada masa damai.

Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran berkembangnya fakta bahwa sejumlah besar jenazah para korban yang masih belum diketemukan masih terperangkap di bawah air, termasuk di tempat parkir bawah tanah yang sepenuhnya terendam di pusat perbelanjaan Bonaire, salah satu yang terbesar di Spanyol.

Keterlambatan penanganan bencana itulah yang membuat warga Valencia sangat marah dan Raja Spanyol, Raja Felipe serta Ratu Letizia menjadi sasaran saat mengunjungi lokasi bencana dengan cemoohan lemparan telur serta lumpur yang sebenarnya kekecewaan itu ditujukan kepada pemerintahan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.