TIMES JAKARTA, JAKARTA – Pengamat politik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Diah Ayu Permatasari mengatakan, fenomena banyak tokoh politik yang hadir ke Kota Solo, untuk bersilaturahmi ke Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka adalah strategi politik.

Hal ini kata dia, menandakan bahwasanya investasi politik merupakan bagian dari strategi politik yang mampu membaca potensi-potensi dari tokoh baru dalam politik.

Profil Gibran yang mempunyai figur muda dan mampu menarik perhatian rakyat khususnya dari golongan milenial dengan gaya dan kemampuan bermedia sosial menjadikan dia adalah sosok yang dapat menjadi magnet baru dalam berpolitik.

"Ditambah dia adalah anak dari presiden (Joko Widodo) yang saat ini berkuasa, menambah nilai tambah sendiri," katanya kepada TIMES Indonesia, Kamis (8/4/2021).

Ia menilai, fenomena tokoh potensial yang didekati oleh banyak tokoh politik, merupakan hal yang lumrah bagi pejabat dan partai politik sebagai bagian dari persiapan pemilu. "Saya yakin banyak tokoh-tokoh daerah yang juga dilakukan pendekatan tetapi kurang publikasi media," jelasnya.

Namun lanjut Diah, yang harus diingat bahwasanya Gibran saat ini harus fokus dalam menunjukkan kompetensi dan kecakapan dia dalam membangun Kota Solo, jangan terusik dengan tawaran atau harapan yang lebih besar dulu.

"Bangun kota Solo sebaik-baiknya, apabila kemampuan dia terbukti, biasanya nanti semua (posisi dan tawaran) akan mengikuti," ujarnya.

Seperti diketahui, sejumlah petinggi yang datang ke Solo itu di antaranya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Terakhir malam tadi, Mantan Gubernur DKI Jakarta yang saat ini menjabat Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok juga menyambangi Gibran Rakabuming Raka. Diketahui, keduanya membahas penghijauan Kota Solo. (*)