TIMES JAKARTA, JAKARTA – Puan Bisa, komunitas pemberdayaan perempuan muda Indonesia, mengidentifikasi berbagai persoalan psikologis yang dihadapi perempuan muda dalam menghadapi krisis seperempat abad atau quarter life crisis. Lebih dari 80 persen perempuan muda Indonesia merasakan demotivasi, overthinking, kecemasan, kurang percaya diri, dan berbagai efek negatif lainnya.
Berdasarkan pemetaan masalah ini, Puan Bisa menggelar acara Puan Bisa Festival 2024 bertema "Bright Minds, Bold Voices: Nurturing the Next Generation of Inspirational Women." Festival ini berlangsung dari 7 hingga 20 Oktober 2024 untuk merayakan ulang tahun ke-4 Puan Bisa dan diikuti lebih dari 65 perempuan muda.
Sebagai komunitas yang berfokus pada pemberdayaan perempuan melalui pesan positif mengenai pengembangan diri, karier, dan kesehatan mental, Puan Bisa bertujuan mendukung perempuan muda menjalani masa mudanya dengan kegiatan yang bermanfaat. Festival tahunan ini dirancang sebagai bentuk nyata dari komitmen tersebut.
Selama dua minggu, peserta mengikuti rangkaian acara menarik, termasuk sesi berbagi pengalaman melalui Instagram Live dengan tokoh-tokoh perempuan inspiratif seperti Fidias Danaswati, yang membahas "Behind the Screen: Inspirational Woman, Social Media, and Emotional Challenges," dan Dea Rachma dengan tema “The Ripple Effect: Inspiring Social Impact Through Career.”
Selain itu, ada webinar yang dipandu Salsabila Nuurhafizha bertajuk “Developing Your Career and Yourself Through Design Thinking Approach.” Topik-topik ini mengangkat isu yang relevan bagi perempuan muda, termasuk pengembangan diri, karier, dan permasalahan sosial, dengan harapan dapat menginspirasi generasi perempuan muda yang berani dan berpikir kritis.
Salah satu acara unik di Puan Bisa Festival tahun ini adalah kolaborasi dengan Rame-Rame Jakarta untuk menyusuri Kampung Poncol dalam walking trip bertema "Exploring the Footsteps of Inspiring Figures." Peserta berjalan menyusuri Kampung Poncol, berinteraksi dengan penduduk setempat, dan mendengarkan kisah para perempuan inspiratif seperti Ibu Murni, seorang pengusaha UMKM nanas, dan Teh Ima, seorang make-up artist profesional. Kedua sosok ini banyak menginspirasi peserta dengan semangat kewirausahaan dan dedikasi mereka.
Melalui film pendek berjudul “Maskumambang,” peserta diajak merenungkan nilai-nilai kehidupan dan pentingnya menjaga warisan budaya. Film ini juga memperlihatkan potensi Kampung Poncol sebagai destinasi wisata unik.
Puan Bisa Festival 2024 ditutup pada 20 Oktober 2024 di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dengan menghadirkan sejumlah tokoh yang memberikan wawasan berharga bagi perempuan muda. Salah satu tokoh, Enggit Glory, seorang content creator, membawakan tema tentang peningkatan diri. "Demotivasi adalah hal yang wajar, namun ketika kita mulai disiplin, artinya kita telah melangkah maju. Jangan membandingkan diri dengan orang lain, tetapi bandingkan diri kita yang sekarang dengan diri kita di masa lalu," ujar Enggit (20/10), mengingatkan peserta untuk lebih percaya diri.
Pembicara lain, Kak Mira, berbagi pandangan baru tentang kesehatan mental, termasuk manfaat journaling, meditasi, dan cara terhubung kembali dengan diri sendiri.
"Tidak ada pikiran yang benar-benar negatif atau positif, semua tergantung pada cara kita memaknainya. Jangan tolak pikiran negatif, terima apa adanya untuk mengurangi efeknya," kata Kak Mira.
Selain itu, Kak Baby, pendiri Renjana Camp, membagikan pengalamannya membangun karier di dunia media. Memulai dari magang di CNN Indonesia dan Kompas TV, ia menemukan passion dan berkembang dalam industri media.
"Kunci sukses adalah menemukan apa yang benar-benar kita sukai dan terus belajar serta beradaptasi," ujar Kak Baby. Ia juga memberikan tips praktis seperti mengenali potensi diri, berani mencoba hal baru, fokus pada kualitas diri, dan membangun kepercayaan diri. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Puan Bisa Ciptakan Ruang Bersuara Untuk Generasi Perempuan Muda yang Menginspirasi
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |