TIMES JAKARTA, JAKARTA – Saat ini, payung tak hanya digunakan ketika musim hujan tiba saja, Seiring dengan tren masyarakat yang beralih menggunakan transportasi umum, kebutuhan payung pun terus mengalami peningkatan.
Selain itu, kini, payung juga sudah menjadi salah satu barang fashion. Hal ini terbukti dari keluarnya model payung dan corak payung yang bervariasi seperti model payung mangkok (apollo) dan corak payung yang variatif seperti corak payung paris, corak payung kucing, dan masih banyak lagi.
Selain itu banyak juga perusahaan yang menjadikan payung sebagai sarana promosi untuk produk-produk mereka.
Menurut salah seorang pelaku di bisnis payung, Johanes Paulus, jumlah kebutuhan terhadap payung promosi di musim hujan bisa meningkat hingga 80 persen.
Payung promosi banyak dibutuhkan oleh perusahaan seperti perbankan, instansi pemerintahan, showroom mobil, sekolahan, sampai perusahaan asuransi.
Johanes yang juga merupakan salah satu distributor payung promosi Jope Umbrella mengatakan bahwa payung memiliki arti yang bagus yaitu melindungi.
"Di musim hujan seperti sekarang, yang biasanya mereka pakai jam, kaus, atau gelas untuk merchandise perusahaan, mereka beralih ke payung promosi," katanya melalui pesan tertulis ke TIMES Indonesia, Jakarta, Selasa (14/05/2019).
Namun, masalahnya payung seperti apa yang dibutuhkan untuk keperluan promosi? Dia menyarankan, sebaiknya pakailah payung dengan material yang kuat, kain yang lebih tebal, lapisan silver yang tebal, tulang hitam anti karat yang dipadu dengan pegangan elegan nan mewah.
"Payung promosi itu kan disablon, dibuka-tutup. Kalau tidak kuat itu akan membuat imej perusahaan menjadi jelek juga. Rekomendasi kami adalah Jope Umbrella yang dibuat dan didesain secara khusus untuk kebutuhan promosi," ujar dia.
Johanes memprediksi, ke depan bisnis payung akan semakin bertumbuh seiring dengan trend masyarakat yang beralih menggunakan transportasi umum seperti KRL dan MRT.
“Termasuk saya kalau mau ke Sudirman, misalnya, sudah naik MRT. Tapi masalah ketika kita jalan adalah cuaca (panas atau hujan). Nah, disinilah fungsi payung diperlukan. Saya sih yakin dengan semakin meningkatnya masyarakat yang beralih ke transportasi umum, bisnis payung seharusnya akan semakin pesat," katanya.
Yang membanggakan, sebagai brand payung lokal, Jope Umbrella juga sudah menjangkau pangsa pasar global, yakni pasar Singapura, Srilanka, hingga Maldives.
“Sebagai merek lokal, Jope sudah cukup dikenal di Maldives sebagai payung promosi dengan kualitas premium. Mereka memilih payung ini karena kualitas dan kekuatannya,” ujarnya.
Diketahui, saat ini Jope Umbrella mampu memproduksi antara 10 ribu hingga 50 ribu payung setiap bulannya.
Untuk kebutuhan produksi, Johanes berkolaborasi dengan pabrik-pabrik lokal di kawasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Berkat konsistensinya, Jope Umbrella kini dikenal sebagai merek payung promosi nomor satu di Google. Namun bergerak di bidang payung promosi ini bukan tanpa tantangan. Selain tensi persaingan yang tinggi, di musim panas biasanya penjualan juga menurun.
“Di musim panas, Jope Umbrella keluarin model yang unik, bukan lagi payung hujan tapi payung fashion. Modelnya menarik dengan padu-padan warna yang cerah sehingga tetap menarik,” jelas Johanes.(*)
Pewarta | : Alfi Dimyati |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |