TIMES JAKARTA, TANGERANG – Menari adalah bentuk ekspresi yang telah ada sejak zaman kuno, melibatkan gerakan tubuh yang ritmis dan sering kali diiringi oleh musik. Selain menjadi bentuk seni dan hiburan, menari juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan mental.
Mengurangi Stres dan Kecemasan
Stres adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan sehari-hari, tetapi menari dapat menjadi cara yang efektif untuk menguranginya. Saat menari, tubuh melepaskan endorfin, hormon yang dikenal dapat meningkatkan mood dan mengurangi perasaan stres.
Musik yang mengiringi tarian juga memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan. Ritme musik dan gerakan tubuh yang sinkron dapat membantu seseorang melupakan masalah mereka sejenak dan fokus pada momen tersebut.
Ini memberikan efek meditasi yang mirip dengan praktik mindfulness, di mana perhatian difokuskan pada saat ini.
Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Menari dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Proses belajar gerakan baru dan menyempurnakan keterampilan menari membutuhkan waktu dan usaha.
Ketika seseorang berhasil menguasai gerakan tertentu atau menampilkan tarian di depan orang lain, itu bisa sangat memuaskan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Selain itu, banyak komunitas tari yang mendukung dan memotivasi anggotanya, menciptakan lingkungan yang positif dan memperkuat rasa percaya diri individu.
Meningkatkan Kesehatan Emosional
Menari memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang kreatif dan sehat. Gerakan tubuh yang dinamis dan ekspresif dapat menjadi katarsis bagi banyak orang, membantu mereka melepaskan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Menari juga sering digunakan dalam terapi untuk membantu individu mengatasi trauma dan kesulitan emosional. Dalam beberapa kasus, terapi tari dapat membantu pasien mengidentifikasi dan memproses emosi yang tersembunyi.
Meningkatkan Fungsi Kognitif
Penelitian telah menunjukkan bahwa menari dapat meningkatkan fungsi kognitif dan daya ingat. Mengingat gerakan dan urutan tarian melibatkan berbagai proses mental yang kompleks, termasuk koordinasi, konsentrasi, dan kemampuan mengingat.
Aktivitas ini merangsang otak dan dapat membantu mencegah penurunan kognitif seiring bertambahnya usia. Bahkan, beberapa studi menunjukkan bahwa menari dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan demensia pada lansia.
Membangun Koneksi Sosial
Salah satu aspek yang paling bermanfaat dari menari adalah kesempatan untuk membangun koneksi sosial. Menari sering kali dilakukan dalam kelompok, baik itu di kelas tari, acara sosial, atau komunitas tari. Interaksi sosial ini sangat penting untuk kesehatan mental karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dengan orang lain.
Melalui menari, individu dapat bertemu orang baru, membangun persahabatan, dan merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas. Ini dapat mengurangi perasaan kesepian dan isolasi yang sering kali berkontribusi pada masalah kesehatan mental.
Meningkatkan Kebugaran Fisik yang Berdampak pada Kesehatan Mental
Kebugaran fisik dan kesehatan mental saling terkait erat. Menari adalah bentuk olahraga yang menyenangkan dan dapat meningkatkan kebugaran fisik secara keseluruhan. Aktivitas fisik ini dapat meningkatkan energi, memperbaiki kualitas tidur, dan mengurangi gejala depresi dan kecemasan.
Kebugaran fisik yang baik juga berdampak positif pada citra diri dan harga diri, yang pada gilirannya mendukung kesehatan mental yang lebih baik.
Memberikan Rasa Tujuan dan Pencapaian
Menari memberikan rasa tujuan dan pencapaian. Belajar dan menguasai teknik baru, serta berpartisipasi dalam pertunjukan atau kompetisi, memberikan rasa pencapaian yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental.
Tujuan-tujuan ini memberikan motivasi dan rasa arah dalam hidup, yang sangat penting untuk kesehatan mental. Proses latihan dan pencapaian tujuan dalam menari menciptakan struktur dan rutinitas yang bermanfaat bagi kesehatan mental.
***
*) Oleh : Rifa Azzahra, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Pamulang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |