TIMES JAKARTA, JAKARTA – Di era digital, pendidikan harus beradaptasi dengan metode yang meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran. Deep learning menjadi pendekatan penting yang menekankan pemahaman mendalam, analisis kritis, dan berpikir tingkat tinggi.

Dalam Siaran Pers Kemendikdasmen, Menteri Pendidikan Dasar dan Menegaskan menegaskan bahwa deep learning berperan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk memastikan keberhasilannya di lembaga pendidikan.

Deep learning dalam pendidikan bukan hanya sekadar menuntut siswa untuk menghafal informasi, tetapi juga mendorong mereka untuk memahami konsep secara lebih dalam dan aplikatif. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga berperan aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.

Dalam teori kognitif, pembelajaran dipahami sebagai proses aktif di mana individu membangun pengetahuannya melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Piaget menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui proses asimilasi (mengintegrasikan pengalaman baru dengan skema yang sudah ada) dan akomodasi (menyesuaikan skema agar sesuai dengan pengalaman baru), yang bersama-sama menciptakan ekuilibrasi atau keseimbangan kognitif.

Vygotsky menambahkan bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh interaksi sosial, dengan konsep Zona of Proximal Development (ZPD) yang menunjukkan bahwa siswa belajar lebih baik dengan bimbingan guru atau teman sebaya yang lebih berpengalaman (scaffolding).

Dalam deep learning, kedua teori ini diterapkan melalui metode seperti diskusi, studi kasus dan pembelajaran berbasis proyek, dimana siswa mengasimilasi informasi baru, mengakomodasi pemahamannya melalui interaksi sosial, dan mencapai ekuilibrasi dengan membangun pemahaman yang lebih mendalam.

Dari penjelasan di atas, strategi yang tepat untuk mengimplementasikan deep learning berdasarkan teori kognitif adalah pengalaman belajar eksplorasi dan refleksi. Sebagai contoh, Project Based Learning adalah salah satu metode yang efektif. Dalam metode ini, siswa diajarkan keterampilan kritis dan pemecahan masalah melalui proyek relevan.

Siswa menggunakan pengetahuan mereka untuk mengerjakan proyek yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam mata pelajaran sains, siswa dapat melakukan eksperimen dan mengumpulkan data. Kemudian mereka menyimpulkan data secara mandiri tanpa bantuan guru.

Siswa juga dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang topik melalui diskusi dan debat. Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, berbagi pendapat, dan menanggapi teman-teman mereka selama diskusi kelas yang interaktif.

Hal ini membantu mereka mempelajari argumentasi dan melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Siswa tidak hanya dapat memahami konsep secara pasif, tetapi mereka juga memiliki kemampuan untuk menerapkannya ke situasi yang lebih kompleks.

Salah satu metode yang dapat mendukung deep learning adalah studi kasus. Dengan menganalisis situasi nyata dan mengaitkannya dengan teori yang telah dipelajari, siswa dapat lebih mudah memahami relevansi materi dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, siswa ekonomi dapat belajar tentang inflasi dengan meneliti bagaimana kenaikan harga barang berdampak pada daya beli orang. Metode ini meningkatkan pemahaman siswa tentang analisis dan keterampilan mereka.

Pembelajaran kolaboratif juga merupakan strategi yang sangat baik untuk mendukung deep learning. Bekerja dalam kelompok memungkinkan siswa untuk belajar keterampilan sosial seperti komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen konflik, serta saling memahami dan mendiskusikan ide-ide.

Lebih dari itu, bekerja dalam kelompok memungkinkan siswa untuk melihat konsep dari berbagai sudut pandang, yang membantu mereka memahami lebih baik apa yang mereka pelajari.

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di era modern sangat penting untuk mendukung pembelajaran mendalam. Siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi pelajaran melalui platform pembelajaran online seperti simulasi interaktif, video pembelajaran, dan aplikasi berbasis kecerdasan buatan.

Misalnya, mereka dapat lebih memahami konsep melalui perangkat lunak visualisasi konsep abstrak. Jadi, teknologi membuat belajar lebih menyenangkan dan bermanfaat.

Dalam pendidikan, menerapkan deep learning tentu memiliki tantangan tersendiri. Sangat penting bagi pendidik untuk mendapatkan pelatihan dan pengembangan profesional, dan salah satu tantangan utama adalah kemampuan guru untuk menerapkan metode ini di kelas.

Untuk mendukung deep learning, guru harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang pendekatan dan teknik mengajar, serta mendapatkan dukungan sumber daya, seperti akses ke teknologi pendukung.

Tidak hanya guru yang berkualitas tetapi juga infrastruktur dan sumber daya pembelajaran yang tersedia. Institusi pendidikan harus memastikan bahwa sumber daya yang tersedia mendukung pembelajaran interaktif dan kolaboratif.

Penerapan deep learning dalam pendidikan, tentunya memerlukan evaluasi dan pernyesuaian yang berkelanjutan, guna mengatasi kekurangan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dengan komitmen yang kuat, sistem pendidikan Indonesia dapat berkembang mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara akademik.

***

*) Oleh : Lanny Ilyas Wijayanti, Anggota Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.