TIMES JAKARTA, JAKARTA – Jika Italia telah sukses dengan ikon balap MotoGP The Doctor (Valentino Rossi), maka Indonesia bercita-cita memiliki The Professor di masa yang akan datang. Kabar baiknya, impian itu nampak bukan hal yang mustahil.

Ini setelah Universitas Negeri Surabaya (Unesa) baru saja memberikan komitmennya mendukung Mario Suryo Aji, satu-satunya pebalap asal Indonesia yang akan berlaga di ajang Moto3 seri 2022.

Bentuk dukungan Unesa berupa beasiswa pendidikan mulai dari S1 hingga S3. "Mario bisa lanjut sampai profesor. Kalau sana (Italia) punya The Doctor, kita punya The Professor," ungkap Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes pada Kamis (20/1/2022) di Gedung Negara Grahadi.

"Jadi di samping dalam bidang olahraga dia berprestasi, di pendidikan dia juga sukses. Sehingga bisa menginspirasi pemuda-pemuda lain untuk menyalurkan hobinya menjadi prestasi," imbuhnya.   

Unesa memastikan akan memberikan formula pembelajaran yang terbaik, meski nantinya Mario harus tetap menjalani latihan di berbagai belahan dunia. Kampus yang berpusat di wilayah elit Surabaya Barat ini dikenal andal mengajarkan sport science.

Mario Aji pebalap muda kebanggaan Indonesia saat mengaspal di Misano World Circuit, Italia. (FOTO: Honda Team Asia)

Tidak sedikit atlet nasional yang berasal dari kampus eks Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (IKIP) Surabaya ini. "Sudah banyak atlet yang kami apresiasi, baik itu atlet olimpiade, paralimpik, dan sebagainya. Sehingga mereka tidak ada alasan untuk tidak selesai (pendidikannya)," papar Prof. Nurhasan.

Jumat (21/1/2022), pebalap asal Magetan Jawa Timur itu harus terbang ke Barcelona mengikuti Winter Camp. Mario dipercaya Honda Team Asia untuk berduet dengan pebalap asal Jepang Taiyo Furusato.

Dalam jeda liburannya di Tanah Air, Super Mario telah menjajal Sirkuit Mandalika yang akan menjadi venue kedua ajang Moto3 hingga MotoGP tahun ini. Pebalap berusia 17 tahun itu mencatatkan rekor finish yang memuaskan meski baru saja sembuh dari cederanya.

"Setelah diberi kesempatan untuk menjajal Sirkuit Mandalika yang sangat cantik, disambut hangat Ibu Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa), dan diberi peluang emas oleh Bapak Rektor Unesa. Mario bertekad totalitas memberikan yang terbaik untuk bangsa ini," tegasnya.

Asal Usul Julukan The Doctor, Valentino Rossi

Valentino Rossi memang telah gantung helm pada 14 November 2021 lalu, namun kiprah The Doctor membesarkan nama MotoGP begitu berarti. Ada sejumlah versi yang menjelaskan mengapa Rossi dijuluki The Doctor.

Dijelaskan oleh sang ayah, Graziano Rossi, bahwa penamaan The Doctor adalah merupakan bentuk penghormatan kepada seseorang yang ahli dalam suatu bidang.

"Di negeri kami (Italia), Anda akan dipanggil dengan sebutan doktor jika sangat ahli dalam hal tertentu hingga di level tinggi," ungkapnya dilansir dari Speedweek, pertengahan 2018 lalu.

"The Doctor adalah nama yang Anda sematkan kepada seseorang untuk menunjukkan rasa hormat," tambahnya.

Valentino Rossi saat melakukan selebrasi dengan gaya The Doctor. (FOTO: Monster Energy)

Versi lainnya disampaikan oleh Gianluca Falcioni Manajer Pemasaran VR46 Racing, tim balap milik Rossi. Ia menyebut, penamaan The Doctor muncul karena Rossi bekerja dan berpikir untuk motornya bak seorang dokter.

"Ketia Rossi menyiapkan motornya, dia layaknya seorang dokter. Ia memperhatikan begitu banyak detail, seperti seorang dokter mengobati pasiennya," jelasnya.

Apapun alasannya, julukan The Doctor sangat melekat pada mantan pebalap negeri piza bernomor 46 itu. Orang-orang mulai menyematkan gelar itu sejak tahun 2000, setelah Rossi berhasil naik kelas dari 250cc ke 500cc.

Jika Mario Aji sukses di Moto3 dengan 250cc dan naik ke Moto2 sebagaimana The Doctor, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menyaingi Italia dengan The Professor di MotoGP sebagaimana yang diprediksi Rektor Unesa.(*)