TIMES JAKARTA, JAKARTA – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyerukan pentingnya representasi peradaban Melayu di kancah global agar dapat diwariskan dan dikenal generasi penerus.
“Peradaban Melayu adalah salah satu peradaban tua yang kaya akan ekspresi budaya. Forum ini menjadi momentum penting untuk memastikan peradaban Melayu tidak hanya dikenang, tetapi juga dihidupkan, dikembangkan, dan diwariskan kepada generasi mendatang,” ujar Fadli Zon dalam keterangan di Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Menbud menegaskan bahwa Indonesia memiliki peradaban yang sangat kaya, termasuk budaya Melayu yang menjadi bagian penting dari identitas bangsa. Dari data nasional, tercatat 2.213 warisan budaya tak benda telah diakui, dengan potensi mencapai 50.000 ekspresi budaya yang mencakup ritus, manuskrip, tradisi lisan, permainan tradisional, olahraga, hingga seni pertunjukan, musik, film, dan tari-tarian.
“Banyak sekali ekspresi budaya kita yang sangat kaya, termasuk budaya Melayu,” ujarnya.
Diaspora Melayu Tersebar di Dunia
Fadli Zon juga menyoroti keberadaan diaspora Melayu yang tersebar luas, termasuk salah satu komunitas terbesar di Cape Town, Afrika Selatan. Hal ini menunjukkan peradaban Melayu memiliki jejak historis dan jaringan budaya yang kuat hingga lintas benua.
Catatan sejarah mencatat bahwa sejak abad ke-7 Masehi, bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa resmi Kerajaan Sriwijaya. Bukti tersebut tertulis dalam Prasasti Kedukan Bukit (683 M), Prasasti Talang Tuwo (683 M), serta Prasasti Karang Berahi (686 M). Bahasa ini berkembang menjadi lingua franca Asia Tenggara, dipakai oleh pedagang, pemimpin, dan cendekiawan sebagai alat komunikasi lintas wilayah.
Bahasa Melayu kemudian mengalami perkembangan penting ketika diresmikan sebagai Bahasa Indonesia pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Menurut Fadli Zon, hal ini menjadikan bahasa Indonesia sebagai kekuatan pemersatu bangsa.
Dorongan Kolaborasi untuk Menjaga Warisan Melayu
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Universitas Nasional, Ernawati Sinaga, menegaskan bahwa Konferensi Peradaban Melayu Dunia diharapkan menjadi wadah kolaborasi internasional.
“Kami berharap kegiatan ini berkelanjutan setiap tahun dan melahirkan gagasan baru, rekomendasi kebijakan, serta langkah nyata dalam menjaga warisan budaya Melayu,” ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Menbud Serukan Representasi Peradaban Melayu di Dunia
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |