TIMES JAKARTA, JAKARTA – Jutaan orang dari seluruh negara Amerika Serikat, rencananya, Sabtu (19/10/2025) besok akan turun ke jalan, berunjukrasa anti Trump ""No Kings".
Warga Amerika Serikat itu akan berdemonstrasi, memprotes pemerintahan Trump, menyuarakan kemarahan mereka atas kebijakan Presiden Donald Trump.
Para pengunjuk rasa mengatakan, bahwa mereka menyuarakan apa yang mereka sebut ketidakadilan yang dilakukan terhadap para imigran yang diduga tidak memiliki dokumen, selain juga terhadap sistem perawatan kesehatan yang gagal , upaya untuk memengaruhi pemilu , dan keluhan-keluhan lainnya.
Para penyelenggara menambahkan di situs web No Kings: "Presiden menganggap kekuasaannya absolut. Tapi di Amerika, kami tidak punya raja dan kami tidak akan mundur melawan kekacauan, korupsi, dan kekejaman."
Kali kedua unjukrasa ini adalah hari demonstrasi terbesar sejak miliarder Republik itu kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari lalu untuk memulai masa jabatan keduanya sebagai presiden.
Dari New York hingga San Francisco, dari Chicago hingga Atlanta, para penyelenggara memperkirakan jutaan demonstran akan turun ke jalan di seluruh untuk menyuarakan mempertahankan demokrasi.
Kepala pejabat politik dan advokasi untuk American Civil Liberties Union, Deirdre Schifeling mengatakan kepada wartawan kemarin, bahwa para pengunjuk rasa ingin menyampaikan bahwa "kita adalah negara yang setara."
"Kita adalah negara hukum yang berlaku untuk semua orang, negara yang menjunjung tinggi proses hukum dan demokrasi. Kita tidak akan dibungkam," ujarnya.
"Menghadapi penyalahgunaan kekuasaan oleh Donald Trump dan sekutunya, kami tidak akan tinggal diam," tegasnya.
Leah Greenberg, salah satu pendiri Indivisible Project mengecam pemerintahan Trump karena mengirim Garda Nasional AS ke kota-kota, menindak migran tidak berdokumen, dan mengadili lawan politik.
"Ini adalah strategi otoriter klasik. Mengancam, mencemarkan nama baik, dan berbohong, menakut-nakuti orang agar tunduk. Tapi kami tidak akan terintimidasi. Kami tidak akan terintimidasi," kata Greenberg.
Randi Weingarten, Presiden Federasi Guru Amerika,Randi Weingarten menambahkab sebagai “kewajiban untuk berjuang bagi rakyat Amerika.”
Ia mengatakan para pengunjuk rasa berkomitmen untuk memastikan bahwa “ini adalah negara dimana kita melihat demokrasi bergerak maju, bukan mundur.”
Di luar New York dan San Francisco, protes dijadwalkan akan dilangsungkan di kota-kota besar seperti Washington, Boston, Chicago, Atlanta, dan New Orleans, serta di kota-kota kecil di seluruh negeri.
Gerakan “No Kings” bahkan mengorganisir acara di Kanada, dengan demonstrasi yang direncanakan di Toronto, Vancouver, dan ibu kota Ottawa.
Para pengunjukrasa itu diorganisir oleh lebih dari 250 organisasi advokasi, termasuk ACLU, Common Cause, Greenpeace, Human Rights Campaign, MoveOn, NOW, Planned Parenthood, SEIU, Sierra Club, dan Veterans for Peace.
Penyelenggara menambahkan, protes "No Kings" Sabtu besok terhadap pemerintahan Trump akan melibatkan jutaan orang yang berkumpul di semua kota besar dan di lebih dari 2.500 lokasi di seluruh negeri. Penyelenggara juga mengklaim ini akan menjadi protes satu hari terbesar dalam sejarah AS. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Imadudin Muhammad |