TIMES JAKARTA, JAKARTA – Mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menyatakan bahwa salah satu faktor yang memungkinkan ASEAN tetap bertahan di tengah berbagai pesimisme adalah kemampuan organisasi regional tersebut untuk terus berevolusi dan memperbarui diri.
Dia mengungkapkan bahwa sepanjang sejarah berdirinya ASEAN, banyak analis bahkan pihak internal yang kerap mempertanyakan masa depan organisasi ini.
"Saya cukup berumur untuk mengingat bahwa obituari ASEAN sudah ditulis berkali-kali... tapi berkali-kali pula ASEAN membuktikan bahwa pihak yang meragukannya salah," ujar Marty dalam "ASEAN for the People’s Conference" yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Sabtu (4/10/2025).
Marty mengakui bahwa pesimisme terhadap ASEAN muncul akibat beragam tantangan yang dihadapi, mulai dari ketegangan antarnegara anggota, isu Laut China Selatan, hingga pengaruh dinamika geopolitik global.
Namun, berdasarkan catatan sejarah, justru tantangan semacam itulah yang pada akhirnya memperkuat fondasi kelembagaan ASEAN.
"Krisis finansial ASEAN dan guncangan politik di sejumlah negara ASEAN pada 1998, misalnya, adalah yang mendorong transformasi ASEAN," katanya.
Untuk memulai proses transformasi tersebut, Marty berpendapat bahwa ASEAN tidak dapat lagi beroperasi dengan cara-cara konvensional. Organisasi ini perlu segera mengidentifikasi kelemahan dan menetapkan solusi paling efektif agar dapat tetap bertahan.
Dia juga menekankan bahwa kelembagaan ASEAN semakin mengarah pada orientasi masyarakat, dimana dampak kebijakan ASEAN bagi masyarakat akan menjadi penentu utama keberlangsungan organisasi.
"Sejauh mana pula modalitas ASEAN membuka peluang bagi generasi muda dan masyarakat ASEAN berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan," kata dia, menambahkan.
Marty menyampaikan keyakinannya bahwa ASEAN akan mampu terus bertransformasi guna mempertahankan eksistensi dan relevansinya dengan perkembangan zaman.
Dia juga mengingatkan bahwa konsep sentralitas ASEAN, meski sering dipandang hanya dari sudut geopolitik, pada hakikatnya berkaitan dengan sejauh mana organisasi ini relevan dengan kehidupan masyarakat di negara-negara anggotanya. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |