https://jakarta.times.co.id/
Berita

Anak Berkebutuhan Khusus Butuh Dukungan Inklusif dan Kolaboratif

Sabtu, 04 Oktober 2025 - 15:00
Anak Berkebutuhan Khusus Butuh Dukungan Inklusif dan Kolaboratif Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan saat memberikan sambutan pada acara SPEKIX 2025, Sabtu (04/10/2025). (FOTO: ANTARA/Meuthia Hamidah)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menegaskan bahwa dukungan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) harus bersifat inklusif, kolaboratif, dan berkelanjutan.

Menurut Wamen PPPA, pemberdayaan ABK tidak bisa dilakukan secara parsial oleh satu pihak saja, melainkan membutuhkan sinergi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta.

“Anak berkebutuhan khusus beda sekali dengan disabilitas, mereka perlu perhatian ekstra. Hal ini tentu tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Tugas kami menjahit tata kelolanya melalui kerjasama antara kementerian dengan komunitas seperti SPEKIX,” ujar Veronica dalam acara Special Kids Expo (SPEKIX) 2025, Sabtu (4/10/2025), melansir Antara.

Lebih lanjut, Veronica juga mendorong agar wadah publik seperti Art Jakarta atau Inacraft membuka ruang bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk berpartisipasi dan menyalurkan kreativitasnya. Ia menilai langkah tersebut dapat membantu membentuk ekosistem sosial yang lebih ramah dan memberdayakan bagi ABK.

“Forum-forum seperti Art Jakarta atau Inacraft seharusnya memberi ruang, meski hanya 1%, bagi anak-anak autisme untuk berpartisipasi. Dengan begitu, mereka bisa berbahagia dan merasa diterima. Bagaimana kita membentuk ekosistem ini penting banget,” ujarnya.

Acara SPEKIX 2025 sendiri menghadirkan berbagai kegiatan, mulai dari pameran karya ABK, seminar, hingga sesi edukatif untuk meningkatkan pemahaman publik tentang kebutuhan dan potensi anak berkebutuhan khusus. 

Pendiri Yayasan Spekix Asa Indonesia, dr. Sri Hartati, Sp.Mk, melihat perkembangan SPEKIX yang kini tumbuh menjadi gerakan nasional yang menyuarakan kesetaraan dan keberanian keluarga ABK.

“Yang saya pikirkan sekarang bukan hanya bagaimana mereka belajar atau berkreasi, tapi siapa yang akan menjaga mereka ketika orang tua sudah tidak ada. Itu yang harus kita pikirkan bersama,” ungkap Sri penuh haru.

Ia menambahkan, perjuangan mendukung ABK tidak berhenti pada edukasi atau akses terapi, tetapi juga pada pembentukan sistem perlindungan sosial yang berkelanjutan agar anak-anak istimewa tersebut dapat hidup mandiri dan bermartabat di masa depan. (*)

Pewarta : Rochmat Shobirin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.