TIMES JAKARTA, JAKARTA – Rayap sering kali dianggap sebagai hama kecil yang tidak berbahaya, padahal mereka bisa menyebabkan kerugian besar jika dibiarkan. Ada banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai rayap, mulai dari anggapan bahwa rayap hanya menyerang rumah kayu hingga klaim bahwa infestasi rayap dapat ditangani dengan cara tradisional. Untuk meluruskan kesalahpahaman ini, Fumida, penyedia layanan pengendalian rayap terkemuka di Indonesia, mengungkap kebenarannya.
Menurut Abdul Rahman, pendiri Fumida, kesadaran masyarakat terhadap rayap masih sangat minim. “Banyak orang tidak menyadari bahaya rayap sampai mereka melihat kerusakan yang signifikan. Padahal, dengan informasi yang benar, infestasi rayap bisa dicegah sejak dini,” ungkapnya.
Mitos 1: Rayap Hanya Menyerang Rumah Kayu
Fakta: Rayap Bisa Menyerang Berbagai Jenis Material
Banyak yang berpikir bahwa hanya rumah berbahan kayu yang berisiko terkena rayap. Nyatanya, rayap tidak hanya menyerang kayu, tetapi juga dapat merusak kertas, kain, dan bahkan struktur bangunan seperti plafon dan dinding yang berbahan dasar selulosa.
“Rayap tanah misalnya, mereka bisa menembus beton kecil untuk mencari sumber makanan. Oleh karena itu, rumah dengan konstruksi modern pun tidak sepenuhnya aman dari ancaman rayap,” jelas Abdul.
Mitos 2: Menaburkan Garam atau Kapur Bisa Mengusir Rayap
Fakta: Metode Tradisional Tidak Efektif
Banyak orang percaya bahwa menaburkan garam atau kapur di sekitar rumah bisa mencegah rayap masuk. Namun, metode ini tidak memberikan perlindungan jangka panjang karena tidak mengatasi koloni rayap yang bersembunyi di dalam tanah atau struktur bangunan.
Abdul menekankan pentingnya penanganan profesional. “Menaburkan garam atau kapur mungkin bisa menghalangi rayap sesaat, tetapi tidak akan membasmi mereka secara tuntas. Dibutuhkan metode yang lebih canggih untuk benar-benar mengatasi infestasi,” katanya.
Mitos 3: Rayap Hanya Aktif di Musim Hujan
Fakta: Rayap Bekerja Sepanjang Tahun
Banyak orang menganggap rayap hanya aktif saat musim hujan karena kelembapan yang meningkat. Padahal, rayap tetap aktif sepanjang tahun. Hanya saja, mereka lebih mudah terdeteksi saat musim hujan karena kondisi lingkungan yang lebih mendukung aktivitas mereka.
“Kami sering menerima laporan infestasi rayap bahkan di musim kemarau. Rayap bekerja 24 jam sehari tanpa henti, jadi perlindungan yang berkelanjutan sangat diperlukan,” tambah Abdul.
Cara Efektif Mencegah Serangan Rayap
Untuk memastikan rumah tetap aman dari rayap, Fumida merekomendasikan langkah-langkah berikut:
- Lakukan Inspeksi Rutin – Pemeriksaan berkala dapat membantu mendeteksi infestasi sebelum kerusakan terjadi.
- Gunakan Kayu yang Tahan Rayap – Pastikan kayu yang digunakan telah diolah dengan bahan anti-rayap.
- Jaga Kelembapan Rumah – Rayap menyukai lingkungan lembap, jadi penting untuk memastikan rumah tetap kering dan berventilasi baik.
- Gunakan Jasa Profesional – Jika sudah ada tanda-tanda rayap, segera hubungi Fumida untuk solusi yang efektif dan ramah lingkungan.
Teknologi Ramah Lingkungan dari Fumida
Sebagai pemimpin dalam pengendalian hama di Indonesia, Fumida menggunakan teknologi modern yang ramah lingkungan, seperti sistem injeksi anti-rayap yang dapat langsung menargetkan koloni tanpa merusak struktur bangunan.
“Kami selalu berupaya memberikan solusi yang aman bagi penghuni rumah serta efektif dalam membasmi rayap dari sumbernya,” tutup Abdul.
Jangan Biarkan Rayap Menghancurkan Properti Anda!
Rayap mungkin kecil, tetapi dampaknya bisa sangat besar. Lindungi properti Anda dengan langkah yang tepat sebelum terlambat. Hubungi Fumida sekarang untuk mendapatkan layanan inspeksi dan pengendalian rayap terbaik. (*)
Pewarta | : Yatimul Ainun |
Editor | : Imadudin Muhammad |