TIMES JAKARTA, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan pentingnya penerapan kebijakan zero over dimension over loading (Zero ODOL) guna mengurangi kerusakan pada jalan nasional dan jalan tol.
"Kebijakan zero ODOL harus dikerjakan karena yang namanya kendaraan ODOL jelas merusak jalan nasional maupun jalan tol," tegas Dody di Jakarta, Jumat (11/7/2025).
Menurut Dody, beban berlebih dari kendaraan ODOL dapat meningkatkan tekanan pada jalan hingga 2-3 kali lipat dari kapasitas normal. Akibatnya, usia jalan menjadi lebih pendek dari perhitungan awal.
"Akhirnya usia jalan juga turun drastis lebih daripada yang kita perkirakan di awal dan kita perhitungkan di awal," ujarnya.
Dukungan dari Menko AHY
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelumnya telah menyoroti bahaya praktik ODOL. Pemerintah saat ini gencar memberantas ODOL karena dua alasan utama:
-
Faktor keselamatan - ODOL menjadi pemicu banyak kecelakaan lalu lintas
-
Kerusakan infrastruktur - Menyebabkan kerusakan jalan yang parah
AYH mengungkapkan, anggaran perbaikan jalan yang mencapai Rp41 triliun per tahun sebenarnya bisa dialihkan untuk program konversi truk solar ke listrik jika praktik ODOL berhasil dihapuskan.
Percepatan Kebijakan oleh Menhub
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi juga menekankan pentingnya mempercepat implementasi kebijakan zero ODOL sebelum 2027. Kebijakan ini sebenarnya sudah direncanakan sejak 2009, namun terus tertunda. Kalau tertunda terus, risikonya semakin besar
Menhub memperingatkan bahwa penundaan kebijakan ini hanya akan meningkatkan potensi kecelakaan dan kerusakan jalan. Penerapan segera diharapkan dapat meningkatkan keselamatan transportasi nasional.(*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |