TIMES JAKARTA, JAKARTA – Hamas dan Israel telah menyepakati gencatan senjata di Gaza. Hal itu menarik perhatian Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, ia menyatakan kegembiraannya karena para sandera akan segera dibebaskan.
"Kesepakatan ini, akan menghentikan pertempuran di Gaza, meningkatkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka setelah lebih dari 15 bulan disandera," katanya dilansir Reuters yang dikutip TIMES Indonesia, Kamis (16/1/2025).
Biden mengungkapkan bahwa dirinya terus berkomunikasi dengan Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengenai gencatan senjata. Sebagian besar pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata tersebut akan menjadi tanggung jawab pemerintahan Trump.
"Dalam beberapa hari terakhir ini, kami berbicara sebagai satu tim," ungkapnya.
Biden juga mengungkapkan bahwa di antara para sandera di Gaza terdapat tiga warga negara Amerika Serikat.
"Saya juga memikirkan warga Amerika, tiga di antaranya masih menjadi sandera di Gaza dan empat lagi menunggu pengembalian jenazah setelah cobaan paling mengerikan yang bisa dibayangkan," ujarnya.
"Berdasarkan kesepakatan ini, kami bertekad untuk membawa pulang mereka semua," lanjutnya.
Sebagai informasi, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, mengumumkan bahwa gencatan senjata dijadwalkan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari 2025.
"Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan mengenai pertukaran tahanan dan sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak," ujarnya ketika konferensi pers. (*)
Pewarta | : Farid Abdullah Lubis |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |