TIMES JAKARTA, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan turut berduka atas bencana banjir bandang dan longsor yang melanda kawasan negara Asia, termasuk salah satunya yang terparah adalah di Indonesia.
"Banyaknya korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor di Sri Lanka, Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Lebih dari 1.000 orang dilaporkan meninggal, banyak yang masih hilang, dan jutaan orang terdampak sementara hujan deras terus merendam wilayah yang luas," kata Juru Bicara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Stéphane Dujarric, Rabu (3/12/2025).
Pihaknya, kata dia, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga para korban dan menyatakan solidaritasnya kepada semua yang terdampak oleh bencana banjir yang sangat menghancurkan ini.
"Perserikatan Bangsa-Bangsa terus berkoordinasi dengan otoritas di keempat negara tersebut dan siap mendukung upaya bantuan dan respons. Tim PBB di masing-masing negara siap memberikan dukungan sesuai kebutuhan Pemerintah," ujarnya.
Diketahui, Indonesia, tepatnyanya di Sumatera, adalah daerah yang terparah atas bencana banjir bandang dan longsor. Hal itu dikarenakan ada dugaan kerusakan lingkungan. Salah satu indikasinya adalah banyaknya gelondongan kayu yang turun dari hutan di wilayah bencana tersebut.
Hingga saat ini, sebanyak 753 jiwa dinyatakan meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan longsor di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tersebut.
Data Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 yang tertulis di situs Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB) menunjukkan jumlah korban jiwa, korban hilang, dan korban luka-luka.
"Jumlah meninggal dunia 753 jiwa, hilang 650 jiwa, dan korban luka-luka 2.600 jiwa," tulis data tersebut pada Rabu (3/12/2025) dikutip TIMES Indonesia. (*)
| Pewarta | : Moh Ramli |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |