https://jakarta.times.co.id/
Berita

Demi Selamatkan Gajah Sumatera dari Virus Mematikan, Pemerintah Gandeng Rumah Sakit Gajah Terbaik Dunia

Selasa, 23 Desember 2025 - 04:57
Virus Mematikan Ancam Gajah Sumatera, Dokter Spesialis dari India Didatangkan Tim dari pusat konservasi Vantara dari India meninjau kondisi gajah dalam kerja sama dengan Kemenhut RI untuk mencegah kematian Gajah sumatera akibat infeksi EEHV di TWA Buluh Cina, Riau, Senin (22/12/2025) (FOTO: ANTARA/HO-Kemenhut)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menjalin kerja sama dengan pusat konservasi Vantara dari India guna menangani ancaman virus mematikan bagi gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus). Virus yang dikenal sebagai Elephant Endotheliotropic Herpesvirus (EEHV) ini menjadi perhatian serius setelah merenggut nyawa anak gajah bernama Laila di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Sebanga, Bengkulis, Riau.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyatakan komitmennya untuk mencegah terulangnya tragedi tersebut. "Saya sudah kontak teman di India bisa menemukan antivirus itu, tinggal study-nya apakah cocok atau tidak dengan gajah kita. Cuma saat ini sudah ada progres. Mereka bahkan mau ngasih gratis jika cocok dengan gajah kita. Tinggal satu step riset lagi," papar Menhut.

Sebagai tindak lanjut, Fauna Land Indonesia selaku perwakilan Vantara bersama tim dokter spesialis gajah dari India telah tiba di Riau pada Senin (22/12/2025). Kedatangan mereka bertujuan untuk melakukan analisis medis dan menerapkan langkah-langkah pencegahan penyebaran EEHV.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, menjelaskan tujuan kunjungan tim. "Kita hari ini mengunjungi Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina di Balai Besar KSDAE Riau, bersama dengan tim dari Vantara dari India untuk bersama-sama mengevaluasi... kondisi gajah yang di captivity. Karena kita tahu beberapa waktu lalu ada kejadian, misalnya anak gajah yang meninggal karena virus EEHV yang itu akan kita cegah," jelasnya.

Satyawan menekankan bahwa penanganan EEHV memerlukan keahlian khusus dalam deteksi dini. Kerja sama ini diharapkan dapat membangun kapasitas tenaga lokal sekaligus menyelamatkan populasi gajah Sumatera yang terancam oleh kehilangan habitat dan wabah penyakit.

"Sehingga untuk mencegah itu, kita perlu ada pengetahuan yang cukup. Perlu ada keterampilan yang cukup. Kita bekerjasama dengan mitra kita dari luar negeri untuk datang bersama-sama. Membuat peaceline data untuk gajah yang ada di sini, lalu juga tentu capacity building untuk mahout (pawang gajah)," tambah Dirjen KSDAE tersebut.

Upaya awal yang difokuskan di TWA Buluh Cina ini rencananya akan diperluas ke seluruh habitat gajah di Indonesia, seperti Taman Nasional Tesso Nilo, Sebanga, dan Way Kambas.

CEO Fauna Land Indonesia, Danny Gunalen, menyatakan kesiapan timnya mendukung pemerintah. Tim dokter ahli dari India telah melakukan diagnosis awal dan mempelajari kondisi kesejahteraan gajah pasca wabah. "Mereka ada dokter-dokter ahli yang sekarang ini ikut mensurvei lokasi ini... dan kami akan melakukan langkah-langkah berikutnya, preventif measurement dari medis dan akan berkala ini. Kami terapkan supaya menghindari terjadi kematian lagi," ujarnya. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.