TIMES JAKARTA, JAKARTA – Indonesia dan Belanda memperkuat hubungan bilateral melalui penandatanganan 18 nota kesepahaman (MoU) senilai hampir 800 juta euro (Rp15 triliun) di berbagai bidang.
Kerja sama ini melibatkan kementerian, perguruan tinggi, dan perusahaan swasta dari kedua negara.
Michiel Sweers, Wakil Menteri Urusan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Belanda, menyatakan bahwa penandatanganan ini mencerminkan komitmen jangka panjang Belanda untuk menjadi mitra strategis Indonesia.
"Hari ini bukan sekadar menandatangani kontrak, tapi juga membangun kepercayaan dan kemitraan karena kami mau menjadi mitra terpercaya bagi Indonesia untuk jangka panjang," ujar Sweers usai Forum Misi Ekonomi Belanda di Jakarta, Senin (16/6/2025).
Acara penandatanganan disaksikan oleh Sweers dan Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono. Beberapa dokumen penting yang ditandatangani antara lain:
-
Sektor Pemerintah:
-
Pengakuan bersama sertifikasi pelaut antara Kemenhub RI dan Kementerian Infrastruktur Belanda
-
Komitmen pengadaan alat medis antara Kemenkes RI dan Invest International
-
Dua surat minat proyek perlindungan pantai (Cirebon-Demak) dan pengolahan air/limbah dengan Kementerian PUPR
-
-
Sektor Pendidikan:
-
Kolaborasi riset air dan pengembangan SDM antara Unissula-Wetskills Foundation
-
Kerja sama I3L dengan ISRIC-World Soil Information
-
Kemitraan IPB University dalam proyek agrikultur rumah kaca dengan Magari Holding BV
-
-
Proyek Strategis:
-
Inisiatif "Living Lab Greening Corridors" melibatkan Kemenhub, BRIN, BINUS University, dan HAN Hogeschool
-
Berbagai kesepakatan swasta di bidang geotermal dan kemaritiman
-
Sweers menekankan bahwa kerja sama ini dirancang untuk menciptakan manfaat timbal balik, sementara Menko Agus Harimurti menyambut positif kontribusi Belanda dalam pengembangan infrastruktur dan SDM Indonesia
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |