TIMES JAKARTA, NABIRE – Wilayah Nabire, Papua Tengah, diguncang gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter pada Senin pagi, 20 Juni 2025, pukul 04.32 WIT.

Guncangan hebat ini memicu kerusakan parah di berbagai lokasi, merusak infrastruktur, menghancurkan rumah penduduk, serta mengisolasi wilayah terdampak akibat terputusnya akses dan komunikasi. Kota Nabire sendiri dilaporkan lumpuh total dan terisolasi.

Merespons bencana, pemerintah langsung menetapkan status darurat dan mengerahkan berbagai pihak untuk penanganan cepat.

Evakuasi korban bencana Gempa Nabire di perairan dalam simulasi Latihan Kasuari Perkasa, Rabu 23/7/2025. (Foto: Penerangan Koopsud III for TIMES Indonesia)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertahanan RI Nomor 6 Tahun 2015 tentang pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana, sinergi BNPB, TNI, Polri, dan instansi terkait menjadi kunci operasi.

TNI Angkatan Udara (TNI AU) terlibat langsung dengan mengerahkan pesawat CN-235 untuk memantau dan memotret area bencana dari udara. Pesawat yang sama juga dimanfaatkan untuk mengangkut tim medis serta personel Kopasgat guna melakukan asesmen awal di Bandara Nabire.

Guna memperlancar distribusi bantuan dan evakuasi medis, TNI AU menyiapkan pesawat C-212 Casa dan helikopter NAS-332 dari Lanud Manuhua Biak.

Pesawat CN-235 melakukan pantauan udara pasca bencana Gempa Nabire dalam simulasi Latihan Kasuari Perkasa, Rabu 23/7/2025. (Foto: Penerangan Koopsud III for TIMES Indonesia)

Secara bersamaan, TNI AU juga menggelar Latihan Kasuari Perkasa 2025 yang berfungsi sebagai simulasi tanggap darurat dan operasi penyelamatan. Latihan ini terdiri dari Gladi Posko pada 17–18 Juli 2025 dan Manuver Lapangan pada 22–23 Juli 2025. Beberapa jenis operasi yang dilatihkan meliputi:
*   Operasi Pengendalian Depan Penanggulangan Bencana (OPDPB)
*   Operasi Angkutan Udara (Ops Angud)
*   Operasi Evakuasi Medis Udara (OEMU)
*   Operasi Pencarian dan Pertolongan (OPP)

Latihan tersebut melibatkan kerja sama dengan Basarnas, termasuk simulasi penyelamatan bawah laut (deep water evacuated operation) oleh penyelam dari Yon 468 Kopasgat Biak. Lokasi manuver dipusatkan di Bandara Frans Kaisiepo dan perairan Laut Teluk Cenderawasih.

Pangkoopsud III menegaskan bahwa Latihan Kasuari Perkasa 2025 bertujuan meningkatkan kesiapan personel TNI AU dalam menjalankan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), khususnya dalam menghadapi situasi darurat dan bencana nasional.