TIMES JAKARTA, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tetap menolak keras Israel datang ke tanah air. Hal itu meski saat ini Indonesia terancam gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Dasar penolakan kami tak berubah yaitu konstitusi yakni Pembukaan UUD 45 dan prinsip tak ada hubungan diplomatik Indonesia-Israel. Kita harus total memegang teguh dua hal ini," kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim kepada TIMES Indonesia, Rabu (29/3/2023).
Ia menegaskan, konstitusi tersebut harus dibuktikan dalam tindakan, tidak saja secara politik dan diplomasi, tapi juga secara sosio kultural. "Jangan saja ditunjukkan secara politik saja, tapi secara diplomatik dan kultural juga harus dibuktikan," jelasnya.
Menurutnya, mengizinkan warga Israel masuk ke Indonesia adalah jelas menyalahi dua prinsip tersebut. Jadi, lanjut dia, yang menjadi masalah bukan soal Piala Dunia U-20, tapi masuknya rombongan warga Israel ke Indonesia yang kebetulan menjadi Timnas Israel U-20.
"Itu kan tidak konsisten atau tidak Istiqomah. Sementara saat ini, rakyat dan warga palestina dizolimi oleh Israel. Secara moral masak tega kita bersenang senang di arena sepak bola bersama warga Israel saat warga palestina diusir-usir, digusur, digenosida oleh Israel. Berapa banyak pemain dan atlit Palestina yang diserang berlaga oleh Israel, bahkan ada yang dibunuh," katanya.
Dukung Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Meski begitu, MUI, kata dia, tetap mendukung penuh agar Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Dan tetap harus sukseskan Piala Dunia U-20 yang bergengsi ini.
"Berharap Indonesia berprestasi. Tapi tanpa warga Israel. Sekarang pro kontro sudah dan terus berkembang. Semestinya, saran, pandangan dan krirtik masyarakat sejak tahun lalu didengar, diakomodasi, dihormati oleh pemerintah untuk kepentingan kita, bangsa yang bermartabat ini," jelasnya.
Oleh karenanya, harusnya, lanjut dia, jangan abaikan, jangan singkirkan warga Indonesia yang cinta akan Palestina yang menyampaikan aspirasi dalam gelaran Piala Dunia U-20 tersebut.
"Sejak awal kan pemerintah nggak pernah mengikut sertakan soal ini, padahal pemerintah sejak awal sdah sadar ini sensitif karena ada Israel. Tapi kenapa gak pernah dikomunikasikan dengan baik kepada ormas dan elemen masyarakat lain," ujarnya. (*)
Pewarta | : Moh Ramli |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |