TIMES JAKARTA, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menegaskan bahwa Jakarta memiliki posisi strategis sebagai barometer stabilitas keamanan nasional. Oleh karena itu, kewaspadaan dan deteksi dini terhadap ancaman terorisme di ibu kota harus lebih optimal dibandingkan daerah lain.
“Jakarta sebagai kota metropolitan dan barometer bagi daerah-daerah lain. Oleh karena itu, kewaspadaan dan deteksi dini di wilayah Jakarta dan sekitar harus lebih optimal dari daerah lainnya,” ujar Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Brigjen Pol. Wawan Ridwan, dalam Pelatihan Tiga Pilar di Jakarta, Kamis (23/10/205) lalu.
Untuk memperkuat pertahanan di tingkat akar rumput, BNPT fokus pada peningkatan kapasitas Tiga Pilar Kewilayahan, yang terdiri dari:
-
Kepala Kelurahan/Lurah
-
Babinsa (TNI)
-
Bhabinkamtibmas (Polri)
Pelatihan yang digelar pada 21-23 Oktober 2025 ini bertujuan mempersempit ruang gerak jaringan yang menyebarkan ideologi kekerasan. Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama, Sholehuddin, memaparkan tiga aspek fokus deteksi dini yang dapat dilakukan Tiga Pilar:
-
Deteksi Pemahaman: Memantau pemahaman keagamaan yang menolak ideologi dan sistem pemerintahan NKRI.
-
Deteksi Sikap: Mengidentifikasi sikap anti-pemerintah, anti-perbedaan, atau anti-budaya lokal.
-
Deteksi Tindakan: Memantau keterlibatan dalam provokasi dengan motif penolakan ideologi.
Salah satu peserta, Lurah Bojong Sari Baru Adeyasya Aziza, menyambut baik pelatihan ini. “Kami berharap seusai kegiatan, sinergi Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Lurah/Kepala Desa bisa lebih kuat,” ujarnya, menekankan komitmen untuk bersama-sama mengantisipasi potensi ideologi kekerasan di wilayahnya.(*)
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Faizal R Arief |