TIMES JAKARTA, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengakui partisipasi pasukan Korea Utara dalam mendukung operasi militer Rusia di Ukraina, Senin (28/5/2024).
Pernyataan ini disampaikan setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menegaskan pengiriman tentaranya ke medan perang. Jong Un menyebut ini adalah sebagai bagian dari implementasi Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif (Comprehensive Strategic Partnership Treaty) antara kedua negara.
"Setelah ditetapkan bahwa pengiriman tentara tersebut memenuhi syarat untuk menerapkan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif dengan Rusia, Kamerad Kim Jong Un membuat keputusan bagi angkatan bersenjata kami untuk berpartisipasi dalam perang dan memberi tahu pihak Rusia,” tulis pernyataan resmi Korean Central News Agency (KCNA).
Putin bahkan menyampaikan ucapan terima kasih kepada pasukan Korea Utara yang bertempur di Oblast Kursk, wilayah perbatasan Rusia-Ukraina yang menjadi lokasi pertempuran sengit.
"Rakyat Rusia tidak akan pernah melupakan kepahlawanan pejuang pasukan khusus Korea yang mengorbankan nyawa demi Rusia dan kebebasan kita bersama," ungkap Kremlin dalam pernyataan resmi, Senin (28/4/2025)
AS Desak Penghentian Dukungan Militer Korea Utara
Menanggapi perkembangan ini, Departemen Luar Negeri AS menyatakan keprihatinan serius. Pihaknya menyatakan prihatin dengan keterlibatan langsung Korea Utara dalam konflik ini.
"Segala bentuk dukungan militer Korea Utara untuk Rusia, termasuk imbalan yang diterima Pyongyang, harus segera dihentikan," demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS. (*)
Pewarta | : Faizal R Arief |
Editor | : Faizal R Arief |