TIMES JAKARTA, JAKARTA – Ketua Lembaga Rabithah Maahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI-PBNU) Abdul Ghofar Rozin mengatakan, Hari Santri Nasional 2021 menjadi momentum penting bagi pesantren. Yakni, mendorong para santri agar fokus bergerak dan bangun secara akademik dan intelektual.

“Doa tetap kita panjatkan, tetapi ditambah dengan petuah dari Bapak Wapres, Bapak Menag, dan segenap narasumber biar nanti bisa menyikut para santri agar semangat untuk belajar, semangat untuk menasional, dan menginternasional,” kata Gus Rozin, sapaan akrab Abdul Ghofar Rozin, dalam Webinar Internasional Hari Santri 2021 RMI-PBNU, Rabu (20/10/2021).

Menurut Gus Rozin, semestinya perayaan Hari Santri bukan sekadar perayaan yang bersifat seremonial dan kerumunan. Tapi, juga harus memiliki nilai substansial. “Kami selalu memaknai hari santri dari tahun ke tahun dengan cara yang substansial sekaligus ramai-ramai. Tidak terkecuali di perayaan ke-7 ini. Sisi ramai-ramainya ada, sisi substansial juga ada,” terang Gus Rozin.

Ia berharap, santri tergugah secara intelektual. Karena itu, pihaknya menggelar Webinar Internasional sebagai ajang untuk mempertemukan diaspora santri. “Dengan webinar ini para santri bisa mendapatkan inspirasi untuk lebih semangat lagi belajar,” jelas Gus Rozin.

Webinar mengusung tema Santri Membangun Negeri: Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi ini diselenggarakan selama dua (2) hari, 20 dan 21 Oktober 2021. Pada hari pertama hadir sebagai pemateri yaitu Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dan Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin hadir.

Selain itu, hadir pula Ahmad Sholahuddin Kafrawi Hobart and William Smith Colleges New York, Eva Fachrunnisa Dosen Kajian Islam dan Asia ANU Colleges Canberra, Abdul Ghofur Maimoen Rektor Sekolah Tinggi Al-Anwar Rembang, dan Nadhirsyah Husein Monash University Australia.

Adapun webinar dalam peringatan Hari Santri Nasional 2021 pada hari kedua akan dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Sumanto Al-Qurtubi, Miftakhul Huda, Sidrotun Naim, Rodlin Billah, dan Novi Basuki. (*)