TIMES JAKARTA, JAKARTA – Data Inflasi Amerika (AS) yang dipublikasikan tadi malam (13/11/2024) menunjukkan bahwa Inflasi tahunan (YoY) Amerika untuk bulan Oktober adalah sebesar 2,6 persen. Data ini bakal mempengaruhi IHSG hari ini (14/11/2024).
Meski sedikit naik dari angka bulan lalu yang sebesar 2,4 persen, inflasi ini sesuai dengan harapan konsensus yang memperkirakan inflasi AS Oktober pada level yang sama. Dengan inflasi Oktober yang sesuai dengan ekspektasi ini, pelaku pasar terlihat cukup optimistis bahwa The Fed masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan suku bunga pada FOMC bulan Desember nanti.
"Publikasi data ini terlihat disikapi pelaku pasar dengan cukup hati-hati, indeks Dow Jones Industrial (DJI) semalam hanya ditutup dengan kenaikan tipis 0,11 persen," kata Satrio Utomo, praktisi pasar modal Komunitas Trading Saham Rencana Trading, Kamis (14/11/2024).
Pada perdagangan kemarin, tekanan jual pada saham-saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia sebenarnya sudah terlihat mereda. Harga saham BBCA dan BBRI, dua saham perbankan dengan kapitalisasi terbesar, terlihat mengalami teknikal rebound, mengakhiri trend turun yang sedang berlangsung.
Meskipun demikian, menurut Satrio, IHSG mengakhiri pergerakan dengan koreksi tipis, sebagai akibat dari koreksi yang terjadi pada saham BREN yang merupakan penggoreng IHSG.
IHSG pada hari ini diperkirakan bakal bergerak bervariasi pada kisaran 7.300 - 7.370. Penutupan dibawah level psikologis 7.300 akan mengakhiri trend naik jangka pendek yang baru berlangsung 2 hari terakhir. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: IHSG Kamis: Inflasi AS Sesuai Ekspektasi, The Fed Miliki Ruang Turunkan Suku Bunga
Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |