TIMES JAKARTA, BOGOR – Seorang model dan commercial talent berusia 24 tahun, Farrah Syahlaa, akrab dengan panggilan Farrah, kini tak hanya dikenal sebagai wajah iklan berbagai merek besar.
Lulusan Administrasi dari Universitas Indonesia (UI) yang lahir di Pekanbaru dan kini menetap di Kota Bogor ini memiliki misi mulia yang mendalam dengan menggugah kembali ingatan masyarakat, terutama generasi muda, terhadap kekayaan lagu-lagu daerah Jawa Barat.
Awalnya, Farrah mengungkapkan bahwa ia memutuskan mendaftar dalam ajang Mojang Jajaka (Moka) Kota Bogor hanya untuk mengisi waktu luang dan memperluas relasi setelah lulus dari UI. Dia menegaskan bahwa mengikuti Moka Kota Bogor adalah keputusan terbaik yang pernah ia ambil.
Namun, ia tidak menyangka pengalaman selama dua tahun menjabat telah memberikan ilmu yang melampaui ekspektasinya. "Banyak sekali ilmu yang tidak bisa didapatkan di sekolah formal. Seperti self awareness, interpersonal skills dan integritas profesi," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (28/10/2025).
Tantangan Public Speaking Berbuah Prestasi
Momen Farrah Syahlaa saat grand final Moka Kota Bogor. (FOTO: Farrah for TIMES Indonesia)
Kemudian meskipun kini aktif di dunia modeling dan commercial talent, dalam hal ini lebih lanjut Farrah sempat menghadapi tantangan signifikan saat mengikuti karantina Moka Kota Bogor.
Dirinya menceritakan bahwa pada saat kompetisi, peserta dituntut untuk memiliki kemampuan public speaking yang mumpuni dan mampu menyampaikan pendapat secara terbuka dan luas.
"Saya mengakui tantangan ini cukup berat, sebab sebelumnya jarang berbicara di depan umum. Namun, berkat materi public speaking yang diberikan oleh narasumber hebat selama masa karantina, saya merasa sangat terlatih," ungkapnya.
Kemampuan ini kemudian ia asah hingga berbuah sejumlah pengakuan, termasuk dinobatkan sebagai Mojang Fotogenik Kota Bogor 2023 dan meraih predikat Best Public Speaker dalam acara Learnlab by Puteri Indonesia Kepulauan Riau Fav 2023. Pengalamannya sebagai model dan talent iklan papan atas juga menjadi modal kuat dalam berkomunikasi.
Advokasi: Memodernisasi Khazanah Lagu Daerah
Berlatar belakang sebagai anggota choir (paduan suara) sejak sekolah dasar hingga kuliah di UI, perempuan yang hobi menyanyi sekaligus pemilik -akun media sosial Instagram @farrahsya mengungkapkan ketertarikan kuat pada lagu-lagu daerah.
Ia menyatakan bahwa pengalamannya di choir telah memberinya banyak pengetahuan tentang lagu-lagu daerah, termasuk dari Jawa Barat. Lantas, ia mencermati bahwa di era modernisasi, banyak masyarakat yang bahkan tidak mengetahui lagu-lagu daerah Jawa Barat.
Inilah yang mendorongnya fokus pada advokasi kebudayaan Jawa Barat, khususnya lagu daerah. Farrah menjelaskan bahwa dia ingin masyarakat luas, terutama warga Kota Bogor, mengetahui kekayaan lagu-lagu daerah tersebut.
Caranya adalah dengan terus mengadakan kompetisi paduan suara lagu daerah Jawa Barat. Ia percaya bahwa melalui inisiatif ini, budaya dapat kembali dihidupkan dengan modernisasi dan digitalisasi yang lebih baik. Farrah juga menekankan bahwa ini semua menjadi energi utama dalam menjalankan advokasi ini.
Harapan Farrah: Budaya Abadi di Tangan Generasi Digital
Lebih jauh Farrah berharap, dengan terus digelarnya kompetisi paduan suara lagu daerah Jawa Barat, masyarakat dan generasi muda Kota Bogor setidaknya dapat mengetahui banyak lagu daerah. Tujuannya adalah agar budaya itu sendiri tidak tergerus oleh modernisasi.
Secara tidak langsung, ia mengajak generasi muda untuk mengambil peran aktif. Farrah mengajak mereka tidak hanya sekadar mengetahui, tetapi juga menyebarluaskan lagu-lagu daerah Jawa Barat ke masyarakat yang lebih luas lagi.
"Dengan demikian, pengetahuan tentang kebudayaan Jawa Barat dapat tersampaikan dengan baik kepada generasi-generasi selanjutnya, memastikan khazanah lokal ini tetap abadi dan dicintai," imbuhnya menutup penyampaian. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Farrah Syahlaa Gugah Ingatan Masyarakat Melalui Kompetisi Lagu Daerah dan Budaya di Era Digital
| Pewarta | : Wandi Ruswannur |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |