https://jakarta.times.co.id/
Berita

Untuk E10 2027, Pemerintah Pacu Industri Bioetanol dengan Sagu dan Singkong

Rabu, 29 Oktober 2025 - 13:34
Sagu Bahan Baku Paling Murah untuk Bioetanol Indonesia Pelaksana tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika memberi keterangan ketika ditemui di sela pembukaan Pameran Industri Agro yang digelar di Kantor KemeJakarta, Rabu (29/10/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Pelaksana tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mengungkapkan bahwa sagu merupakan bahan baku paling ekonomis untuk produksi etanol. Hasil olahan ini nantinya dapat dijadikan campuran dalam bioetanol sebagai upaya transisi energi.

“Kalau dari nilai bahan bakunya, itu memang sagu yang paling murah untuk bahan baku menjadi etanol saat ini,” tegas Putu dalam pembukaan Pameran Industri Agro di Jakarta, Rabu (29/10/2025). Menurutnya, pencarian bahan baku dengan biaya terendah menjadi kunci untuk menciptakan bioetanol yang kompetitif, mengingat proses produksinya relatif seragam.

Indonesia sebenarnya memiliki beragam pilihan bahan baku etanol. “Yang kedua termurah itu cassava (dari singkong). Kalau yang jagung itu sudah agak mahal. Nanti opsinya dibuka, mana yang paling bagus, itu yang didorong,” jelas Putu. Ia juga menyoroti potensi tebu sebagai sumber etanol, terutama jika program swasembada gula melalui perkebunan tebu di Merauke, Papua Selatan, berhasil.

“Di swasembada gula, itu molasses-nya akan meningkat hasilnya. Sehingga ini juga akan sangat potensial untuk masuk ke biofuel (bahan bakar dari bahan organik),” tambahnya. Selain itu, Kemenperin sedang mengeksplorasi pemanfaatan biomassa dari tandan kosong kelapa sawit yang dapat diolah menjadi semi-selulosa sebagai bahan baku bioetanol.

Kebijakan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menyetujui mandatori campuran etanol 10% (E10) pada BBM untuk mengurangi emisi karbon dan ketergantungan impor. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menargetkan implementasi E10 pada 2027, dengan kebutuhan etanol mencapai 1,4 juta kiloliter yang diupayakan dipenuhi dari produksi dalam negeri.

Untuk mendukung target tersebut, pemerintah akan memberikan insentif bagi perusahaan yang membangun pabrik etanol di Indonesia. Dukungan juga datang dari dunia industri, dimana Wakil Menteri Investasi Todotua Pasaribu menyatakan bahwa Toyota asal Jepang telah menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi dalam pembangunan pabrik etanol di Indonesia.(*)

Pewarta : Antara
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.