TIMES JAKARTA, MADINAH – Ratusan jemaah haji khusus atau non-reguler telah memulai perjalanan mereka dari Madinah menuju Makkah sejak Selasa (13/6/2023). Hingga saat ini, sudah tercatat sebanyak 6.202 jemaah haji khusus yang bertolak dari 16 hotel bintang lima di sekitar Masjid Nabawi, Madinah.

Menurut Kepala Seksi Pengawasan Haji Khusus Daerah Kerja Madinah PPIH Arab Saudi, Rudy N Ambari, masih ada sekitar 620 jemaah yang akan menghabiskan masa arbain dan melakukan ziarah sebelum bergabung dengan rombongan lainnya. Masa tinggal di Madinah untuk jemaah haji khusus berkisar antara 4 hingga 9 hari, tergantung dari kesepakatan paket ibadah haji yang mereka pilih dengan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Mereka mempercayakan penyelenggaraan ibadah haji kepada 59 PIHK yang ada.

Setelah berada di Makkah, jemaah haji khusus akan tinggal selama 12 hingga 14 hari hingga pelaksanaan puncak ibadah haji. Seperti di Madinah, mereka akan menginap di hotel bintang lima yang letaknya tidak lebih dari 500 meter dari kompleks Masjidil Haram.

Paket ibadah haji khusus biasanya ditawarkan dengan harga sekitar Rp250 juta hingga Rp300 juta per jemaah. Saat ini, waktu tunggu untuk menjadi jemaah haji khusus mencapai sekitar 7 tahun.

Kementerian Agama melalui PPIH bertanggung jawab dalam mengawasi pelayanan PIHK dalam penyelenggaraan ibadah haji. Tujuan pengawasan tersebut adalah untuk memastikan bahwa PIHK memberikan fasilitas dan pelayanan sesuai yang telah dijanjikan kepada jemaah.

Salah seorang jemaah haji khusus, Maswarni, dari Palembang, mengungkapkan bahwa pelayanan yang diterimanya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dia bersyukur karena semua agenda kegiatan ibadah dan ziarah berjalan lancar.

Pada tahun ini, sekitar 18.320 jemaah haji khusus dijadwalkan akan tiba secara secara bergelombang ke Arab Saudi sampai dengan sekitar 20 Juni 2023 mendatang.

Sebagian besar rombongan mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Dari situ ada yang singgah di Madinah lebih dahulu, ada yang yang langsung ke Makkah. (*)