TIMES JAKARTA, JAKARTA – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mendorong Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok global pada industri semikonduktor guna memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan ekosistem kecerdasan buatan (AI).
"Saya kira untuk memperkuat bargaining position (posisi tawar) kita di tengah persaingan industri artificial intelligence ini, Indonesia dengan kekayaan mineralnya harus bisa masuk ke dalam global supply chain di industri AI," kata Nezar dalam diskusi di Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2025).
Dia menjelaskan, Indonesia memiliki 340 juta ton cadangan pasir silika yang merupakan bahan utama chip dan semikonduktor.
"Jadi ini modal utama, pasir silika itu menjadi bahan baku utama membuat wafer silikon yang merupakan dasar untuk chip. Sekarang ini menjadi industri strategis yang sedang dikejar oleh negara-negara maju," tuturnya.
Namun, hingga kini, Indonesia belum masuk rantai pasok global industri tersebut, bahkan pabrik semikonduktor di dalam negeri masih bergantung pada komponen impor.
Agar bisa masuk rantai pasok global, Nezar menekankan pentingnya hilirisasi agar Indonesia tidak hanya sebatas menjadi pemasok bahan mentah ke negara lain.
"Kita hanya mampu mengekspor pasir silika mentah ke China, negara-negara Eropa, ke Jepang untuk kemudian diolah di sana. Saya kira ini harus dihentikan, kita harus melakukan hilirisasi agar kita bisa masuk dalam rantai pasok global ini," ujar Nezar.
Nezar mengatakan, pemerintah kini berupaya untuk mencari peluang sekaligus mendata sumber daya alam yang dibutuhkan oleh industri semikonduktor.
Selain itu, Indonesia juga aktif menjajaki potensi kerja sama dengan sejumlah negara-negara strategis di industri semikonduktor.
"Kita juga membuka pintu-pintu kerja sama dengan sejumlah negara-negara strategis yang kira-kira bisa kita ajak bekerja sama untuk membangun industri semikonduktor ini, terutama untuk memperkuat infrastruktur artificial intelligence (AI)," sambungnya.
Nezar menilai, Indonesia dapat mencapai kedaulatan ekosistem AI apabila modal sumber daya dan peluang industri bisa dimanfaatkan dengan baik.
"Jadi ada banyak peluang-peluang yang kita luput dan kita baru sadar bahwa semua modal itu ada di Indonesia dan kita bisa olah untuk menuju kedaulatan ekosistem artificial intelligence yang ada di Indonesia," ucapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Cadangan Pasir Silika RI, Tiket Strategis Masuk Rantai Semikonduktor Global
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |