TIMES JAKARTA, JAKARTA – Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang menghitung mundur untuk peluncuran roket Bulan raksasa barunya, SLS, yang membawa pesawat ruang angkasa Orion, Senin (29/8/2022) siang ini untuk persiapan penjelajahan Bulan yang lebih luas lagi di masa depan.
SLS adalah kendaraan paling kuat yang pernah dikembangkan oleh NASA, dan akan menjadi dasar dari proyek Artemis yang bertujuan untuk mengembalikan manusia ke permukaan bulan setelah 50 tahun menghilang.
Uji terbang tanpa awak ini akan menguji SLS dan Orion sebagai sistem terintegrasi, menunjukkan kinerja roket dan menguji kemampuan pesawat ruang angkasa saat melakukan perjalanan sekitar 40.000 mil di luar Bulan selama sekitar enam minggu.
Pertama dalam serangkaian misi Artemis I yang semakin kompleks ini, akan membuka jalan bagi eksplorasi bulan jangka panjang, memberikan landasan untuk memperluas kehadiran manusia ke Bulan dan seterusnya.
Kemarin petir sempat menyambar ke sistem proteksi petir di Launch Pad 39B. Tetapi para insinyur di NASA menyatakan sambaran itu berkekuatan rendah dan tidak berdampak pada Sistem Peluncuran Ruang Angkasa Orion di darat.
Ahli meteorologi Delta 45, Peluncuran Luar Angkasa Angkatan Luar Angkasa AS memperkirakan 80% kemungkinan kondisi cuaca yang menguntungkan di awal jendela peluncuran dua jam yang dibuka pada pukul 08:33 EDT 29 Agustus, dengan 60% perubahan kondisi cuaca yang menguntungkan menuju bagian akhir jendela.
Roket dijadwalkan naik dari Kennedy Space Center pada 08:33 waktu setempat (12:33 GMT; 13:33 BST) pada hari Senin. Tugasnya adalah mendorong kapsul uji, yang disebut Orion, jauh dari Bumi.
Pesawat ruang angkasa ini akan mengitari Bulan dengan busur besar sebelum kembali ke rumah untuk mendarat di Samudra Pasifik dalam waktu enam minggu.
Orion tidak terlibat dalam demonstrasi ini tetapi dengan asumsi semua perangkat keras berfungsi sebagaimana mestinya, para astronot akan naik ke atas untuk serangkaian misi yang lebih kompleks di masa depan, mulai tahun 2024.
"Semua yang kami lakukan dengan penerbangan Artemis I ini, kami melihat melalui lensa apa yang dapat kami buktikan dan apa yang dapat kami tunjukkan yang akan mengurangi risiko misi awak Artemis II," jelas astronot NASA, Randy Bresnik.
Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, memiliki kesempatan sampai minggu depan untuk menerbangkan SLS-Orion dalam misi Artemis I untuk kembali menjelajahi Bulan setelah 50 tahun kali ini. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |