TIMES JAKARTA, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir terus berupaya menata ekosistem ekonomi untuk mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia agar seimbang dan berkeadilan.
Erick mencoba menerapkan filosofi kopi dalam menjalankan pemerataan ekonomi, seperti yang diajarkan oleh almarhum ayahnya ketika masih SMA.
Ketua Hukum dan Hak Asasi Manusia PP Pemuda Muhammadiyah Razikin Juraid menilai filosofi kopi seperti yang diungkapkan Erick Thohir memang kental dengan nuansa ekonomi kerakyatan. Filosofi kopi bisa diartikan demikian karena memang begitu lekat dengan masyarakat dari berbagai lapisan yang berkumpul dalam suasana kekeluargaan.
"Bagaimana meracik kopi yang pas, itu kan ada ilmunya, semuanya harus pas. Nah, apa yang disampaikan Pak Erick itu juga tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai pentingnya kebersamaan," kata Ketua Hukum dan Hak Asasi Manusia PP Pemuda Muhammadiyah Razikin Juraid kepada wartawan, Selasa 1 Februari 2022.
Menurut Razikin, sejak dipercaya menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir terus mendorong tumbuh kembangnya sektor ekonomi kerakyatan dalam hal ini Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu bentuk keberpihakannya adalah bagaimana ia mendorong CSR BUMN diarahkan untuk penguatan UMKM.
"Untuk memulihkan perekonomian nasional, sendi yang harus dibangun adalah sektor UMKM. Pelan tapi pasti, keberpihakan UMKM ini harus terus digencarkan dalam rangka memperkuat ekonomi masyarakat," jelasnya.
Bukan hanya di Pulau Jawa, penguatan ekonomi masyarakat dilakukan Erick Thohir di luar Jawa juga dilakukan secara massif. Dimana muaranya adalah mewujudkan keadilan sosial ekonomi di Indonesia, bukan melanggengkan oligarki.
"Latar belakang Pak Erick kan sudah diketahui masyarakat secara luas. Tetapi begitu diberi amanah sebagai Menteri BUMN, ia mampu menerjemahkannya dengan baik," kata Razikin.
Pria yang aktif dalam mengamati kebijakan publik itu menambahkan, menciptakan keadilan sosial ekonomi dan melahirkan keseimbangan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja keras dan kerja cerdas dalam merealisasikannya.
Dalam menerjemahkannya perlu dibuat melalui berbagai program sedemikian rupa, dari jangka pendek, jangka menengah sampai jangka panjang. Program juga harus dilaksanakan berbarengan dengan program besar (prioritas; red) pemerintah dibidang infrastruktur.
"Harus diakui bahwa Menteri BUMN jeli menterjemahkan program besar pemerintah dibidang infrastruktur, program utama dan pendampingannya berjalan baik di Sulawesi, Kalimantan, NTB, Jawa, Bali hingga Papua," turut Razikin.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyebut memandang masalah ekonomi itu seperti meracik kopi. Dalam meraciknya, perlu air panas, kopi dan gula lalu diaduk secara merata sehingga hasilnya terasa enak untuk dinikmati. Hal yang serupa dilakukan dalam memandang permasalahan ekonomi. Ekonomi harus dibangun dengan cara yang tepat dan merata. Hal ini sekaligus merealisasikan keadilan sosial dibidang perekonomian di berbagai daerah di Indonesia. (*)
Pewarta | : Sumitro |
Editor | : Faizal R Arief |