https://jakarta.times.co.id/
Berita

AS Libatkan 18 Pesawat Komersial untuk Evakuasi Orang dari Afghanistan

Senin, 23 Agustus 2021 - 07:34
AS Libatkan 18 Pesawat Komersial untuk Evakuasi Orang dari Afghanistan Ribuan warga Afghanistan mencoba terbang keluar dari Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban.(FOTO: BBC/Korps Marinir/Reuters)

TIMES JAKARTA, JAKARTAAmerika Serikat libatkan pesawat komersial untuk mengevakuasi ribuan orang yang ingin keluar dari Afghanistan yang kini telah dikuasai Taliban.

Dilansir BBC, pihak Pentagon menyebutkan setidaknya ada 18 pesawat komersial yang akan dilibatkan untuk  memindahkan orang-orang itu ke negara ketiga, tempat yang aman di luar Afghanistan.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada hari Minggu mengumumkan aktivasi Armada Udara Cadangan Sipil (CRAF) untuk membantu evakuasi itu.

Hal ini memungkinkan AS untuk memobilisasi maskapai penerbangan sipil untuk membantu dalam keadaan darurat. Itu terakhir juga digunakan sebelum, dan selama, invasi AS ke Irak pada tahun 2003 dan Perang Teluk 1990-1991.

Menurut pernyataan itu, aktivasi level satu adalah untuk 18 pesawat: empat dari United Airlines; masing-masing tiga dari American Airlines, Atlas Air, Delta Air Lines dan Omni Air; dan dua dari Hawaiian Airlines.

Mengaktifkan CRAF akan membantu pesawat militer untuk fokus pada operasi masuk dan keluar dari Kabul, tambah pernyataan itu.

Hingga kini ribuan warga Afghanistan masih berkerumun di luar bandara Kabul. Mereka putus asa untuk melarikan diri dari negara itu setelah Taliban berkuasa sejak 15 Agustus 2021.

Hari Minggu kemarin, Presiden Joe Biden mengatakan, bahwa Amerika Serikat seminggu ini telah mengevakuasi hampir 28.000 orang.

"Tidak ada cara untuk mengevakuasi orang sebanyak ini tanpa rasa sakit dan gambar-gambar memilukan seperti yang anda lihat," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih.

"Perjalanan kita masih panjang dan banyak yang masih bisa salah," tambahnya.

"Penerbangan cadangan sipil ini akan membantu memfasilitasi transportasi yang aman bagi para pengungsi ke negara ketiga," kata Biden pada hari Minggu. "Tidak ada yang akan mendarat di Kabul," ujarnya.

Afghanistan-2.jpgPasukan AS telah mengevakuasi hampir 28.000 orang dari Kabul dalam seminggu terakhir.(FOTO:BBC/Reuters)

Ia juga mengatakan serangkaian pusat penanganan telah didirikan di lebih dari dua lusin negara, di mana para pengungsi akan disaring dan dibersihkan.

"Kami akan menyambut warga Afghanistan yang telah membantu Amerika ke rumah baru mereka, karena itulah kami," tambah Biden.

"Sejauh ini sedikitnya 20 orang meninggal dunia saat ribuan orang mengantre di luar bandara Kabul," kata seorang pejabat NATO kepada kantor berita Reuters.

Namun pada hari Minggu kemarin dilaporkan keadaan lebih tenang dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, James Heappey mengatakan bahwa Taliban sekarang sedang ikut mengatur orang-orang untuk mengantre di Bandara Internasional Hamid Karzai, sehingga membuat prosesnya lebih cepat bagi mereka yang ingin pergi.

"Inggris juga telah mengevakuasi setidaknya 5.725 orang sejak 13 Agustus 2021," kata pihak Kementerian Pertahanan (MoD) Minggu (22/8/2021) malam.

Inggris melibatkan lebih dari 1.000 personel Angkatan Bersenjatanya yang ditempatkan di Kabul.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan mengumumkan masih ada ribuan warga Amrrika Serikat yang diperkirakan masih berada di Afghanistan.

Berbicara pada program State of the Union CNN pada hari Minggu, Sullivan mengatakan dia tidak bisa memberikan angka pasti, tetapi mencatat bahwa pekerjaan terus mengevakuasi mereka.

Sullivan juga menggambarkan ancaman serangan oleh kelompok Negara Islam terhadap bandara sebagai "nyata" dan "akut".

Pejabat Taliban Amir Khan Mutaqi sementara menyalahkan Amerika Serikat atas "drama evakuasi" di bandara.

Pada hari Minggu, Mutaqi juga membahas potensi ketidakpuasan dalam jajaran Taliban, dengan alasan bahwa "keputusan tertentu dibuat untuk kepentingan jangka panjang" gerakan dan perannya di Afghanistan.

Afghanistan-3.jpgPesawat sipil akan membantu militer AS dengan evakuasi mereka.(FOTO:BBC/Reuters)

Dia mengatakan bahwa Taliban sedang dalam pembicaraan dengan "semua faksi" untuk mencapai kesepakatan tentang pemerintahan masa depan.

Amerika Serikat berada di bawah tekanan untuk memperpanjang evakuasi di luar rencana akhir mereka pada 31 Agustus. Biden mengatakan diskusi sedang berlangsung tentang perpanjangan tenggat waktu, tetapi "harapan kami adalah kami tidak perlu melakukannya".

Pengambilalihan cepat Taliban atas Afghanistan memang telah mengejutkan rakyatnya dan dunia.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson telah mengadakan pertemuan mendesak pada hari Selasa besok dengan para pemimpin G7, tujuh terbesar di dunia yang disebut ekonomi maju.

"Sangat penting bahwa komunitas internasional bekerja sama untuk memastikan evakuasi yang aman, mencegah krisis kemanusiaan dan mendukung rakyat Afghanistan untuk mengamankan keuntungan dari 20 tahun terakhir," cuitnya.

Sementara itu, mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair mengecam keras penarikan Ametika Serikat dari Afghanistan.

"Anda melihat ke seluruh dunia dan satu-satunya orang yang benar-benar mendukung keputusan ini adalah orang-orang yang memusuhi kepentingan Barat," katanya.

Amerika Serikat yang akan melibatkan 18 pesawat komersial itu  menjadwalkan penarikan penuh pasukannya dari Afghanistan pada 31 Agustus. Namun beberapa negara sekutu, termasuk Inggris, menyerukan agar tenggat waktu itu diperpanjang. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.