TIMES JAKARTA, JAKARTA – Semalam, agresi militer Israel telah membunuh 40 warga Beirut, Lebanon dan melukai 53 orang lainnya. Kala itu, Israel membom Beirut besar-besaran di wilayah Lembah Bekaa dan kota Baalbek di Lebanon timur.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan 40 orang meninggal dunia dan 53 lainnya terluka.
Dilansir Al Jazeera, selain itu, serangan udara Israel juga menghantam ibu kota Lebanon, Beirut dalam beberapa jam terakhir.
Serangan itu menargetkan pinggiran selatan ibu kota, yang telah menjadi sasaran pemboman hebat oleh Israel sejak konflik dengan Hizbullah meningkat pada bulan September.
Serangan terhadap kota itu terjadi setelah sehari penuh serangan mematikan Israel di wilayah timur dan selatan Lebanon.
"Bola api besar" telah terlihat di Beirut menyusul serangan Israel di pinggiran selatan ibu kota Lebanon tersebut selama satu jam terakhir," tulis kantor berita Reuters sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Sebuah rekaman video menunjukkan, kebakaran dilaporkan berkobar di sebuah gedung di daerah Tahwitat al-Ghadir yang berdekatan dengan bandara internasional Beirut.
Sebelumnya, jet tempur Israel juga melancarkan serangan besar sedikitnya di Beirut selatan. Sasaran serangan tersebut belum jelas, dan sejauh ini belum ada laporan korban atau cedera.
Al Jazeera melansir, bahwa serangan hebat Israel di wilayah Baalbek-Hermel, Lebanon, pada hari Rabu menewaskan 40 orang dan melukai lebih dari 50 orang, sementara puluhan jenazah ditemukan dari reruntuhan bangunan di kota Barja, di provinsi Gunung Lebanon.
Sementara itu, gerakan Perlawanan Islam Lebanon Hizbullah telah melaporkan bahwa salah seorang spaman mendiang pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah meninggal dunia karena serangan Israel di daerah Bazouriyeh, distrik Tyre, Lebanon selatan.
Eropa Tidak Peduli
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi telah menyatakan kekecewaannya bahwa Uni Eropa tidak mengambil tindakan nyata untuk melawan kejahatan rezim Israel terhadap rakyat Palestina dan Lebanon.
“Sangat disesalkan bahwa Uni Eropa tidak mengambil tindakan konkret untuk melawan tindakan pelanggaran hukum Israel dan kejahatan kejamnya terhadap rakyat Palestina dan Lebanon," kata Araghchi kepada mitranya dari Finlandia, Elina Valtonen.
Kedua diplomat tinggi tersebut berbicara melalui telepon pada Rabu malam, membahas hubungan bilateral dan perkembangan di kawasan Asia Barat.
"Akar penyebab krisis yang sedang berlangsung di kawasan ini adalah hasutan perang dan genosida oleh rezim Israel," kata menteri luar negeri Iran, seraya menambahkan bahwa ini terjadi meskipun bangsa Iran memiliki sejarah dalam mencari perdamaian.
Valtonen mengatakan, bahwa Finlandia prihatin dengan krisis di kawasan itu, dan berharap perdamaian dan stabilitas dapat segera dipulihkan di Asia Barat.
Dalam pembicaraan mereka, kedua diplomat menekankan perlunya kelanjutan pembicaraan yang bertujuan memperluas hubungan bilateral dan meningkatkan kerja sama konsuler.
Sementara itu Israel terus melakukan penyerangan di Lebanon, dan semalam saja mereka telah membunuh 40 warga Beirut. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |