TIMES JAKARTA, JAKARTA – Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Syafiuddin menyampaikan, dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan minimarket modern berjejaring yang ada selama ini sangat mendominasi di beberapa kota dan daerah.

Namun, kata dia, saat ini di beberapa wilayah, khususnya Jabodetabek, minimarket modern ini mulai mendapat pesaing dengan fenomena munculnya warung Madura yang buka 24 jam. 

"Meski secara ukuran tidak terlalu luas, namun barang-barang yang dijual relatif lengkap, khususnya kebutuhan yang umum masyarakat beli, seperti kebutuhan bahan pokok, makanan dan minuman ringan hingga barang-barang harian lainnya dan termasuk rokok. Bahkan adanya pom bensin mini yang terpajang di depan Warung Madura," katanya kepada TIMES Indonesia, Jumat (26/4/2024).

Menurutnya, di satu sisi, masyarakat yang mau membeli pun tidak perlu khawatir bila sewaktu-waktu ingin membeli kebutuhan. Sebab, Warung Madura ini buka 24 jam penuh. 

"Barang-barangnya juga tertata rapi di rak-rak kaca sehingga menarik pembeli datang. Keberadaan warung kelontong Madura yang buka 24 jam ini juga diakui sangat membantu warga sekitar," jelasnya.

Ia juga menilai, hadirnya Warung Madura ini dalam aspek sosiologi ekonomi merupakan salah satu bentuk kebangkitan ekonomi lokal masyarakat, khususnya pada usaha kelontong. 

"Di lain sisi, kelontong Madura ini juga dianggap oleh masyarakat secara harga masih terjangkau dan mudah diakses serta terbilang lengkap sehingga ini yang membuat masyarakat tertarik untuk membeli di warung kelontong Madura yang buka 24 jam," ujarnya.

Diketahui, saat ini warung Madura memang sudah menjamur di berbagai wilayah di Tanah Air. Yang menjadi pembeda dari warung lainnya, yakni barang-barang yang dijual Warung Madura relatif lengkap, dan juga buka 24 jam alias tidak tutup. (*)