TIMES JAKARTA, JAKARTA – Salat Tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan di bulan Ramadan. Pada malam ke-18 Ramadan, terdapat fadhilah istimewa bagi mereka yang melaksanakannya dengan penuh keikhlasan.
Dalam kitab Durratun Nashihin dijelaskan:
وَفىِ اللَّيْلَةِ الثَّامِنَةَ عَشَرَةَ نَادَى مَلَكٌ يَاعَبْدَ اللهِ اَنَّ اللهَ رَضِىَ عَنْكَ وَعَنْ وَالِدَيْكَ
Artinya: Pada malam kedelapan belas, malaikat berkata: wahai hamba Allah, sesungguhnya Allah telah meridhaimu dan kedua orang tuamu.
Hadis ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Salat Tarawih pada malam ke-18 Ramadan memiliki keistimewaan berupa keridaan Allah tidak hanya kepada orang yang menjalankannya, tetapi juga kepada kedua orang tuanya.
Salat Tarawih sendiri merupakan ibadah sunnah muakkad yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan selama Ramadan. Keutamaannya pun luar biasa, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW:
"Barang siapa yang mengerjakannya secara berjamaah, maka pahalanya dihitung seperti shalat semalam penuh." (HR. Muslim)
Selain mendapatkan ridha Allah, mereka yang menjalankan Salat Tarawih dengan ikhlas juga dijanjikan berbagai ganjaran kebaikan, termasuk dihapuskan dosa-dosanya yang telah lalu. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk tidak melewatkan kesempatan ini selama bulan suci Ramadan.
Sebagai bulan yang penuh berkah, Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah, termasuk dengan melaksanakan Salat Tarawih secara rutin. Dengan menghidupkan malam-malam Ramadan melalui shalat dan ibadah lainnya, seorang Muslim dapat memperoleh ampunan dan keberkahan yang melimpah dari Allah SWT. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Keutamaan Tarawih Malam ke-18 Ramadan: Allah Meridai Hamba dan Orang Tuanya
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Deasy Mayasari |