TIMES JAKARTA, MAJALENGKA – Santapan yang paling sering menjadi teman berbuka puasa atau takjil di bulan Ramadan ini, biasanya kolak dan jus buah-buahan yang segar dan manis. Nah, kolak yang paling banyak dibuat, salah satunya berbahan dasar Waluh atau Labu Kuning.
Waluh ini mempunyai nama latin Cucurbitaceae Moschata, tumbuhannya termasuk tumbuhan yang merambat. Buah ini ukurannya besar, lebih besar dari kepala orang dewasa, dengan diamater kurang lebih satu jengkal. Warnanya kuning orange, yang cukup memikat untuk segera dimakan.
Di sejumlah pasar dan toko buah-buahan yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka, Waluh atau Labu Kuning yang besar ini, cukup favorit dibeli oleh kalangan ibu rumah tangga.
Bila mengkonsumsinya, ada sederet manfaat kesehatan yang bisa diserap oleh tubuh. Di antaranya, dapat menurunkan berat badan, melancarkan pencernaan, mengurangi risiko terkena kanker.
Selain itu juga menjaga kesehatan mata, memelihara kesehatan jantung, menjaga kesehatan fungsi otak, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan kulit.
Waluh atau Labu kuning ini biasanya cukup enak bila dijadikan dalam makanan olahan seperti kolak, kue, sup dan puding. Cara pengolahannya, biasanya dengan cara dikukus, ditumis, bisa juga dengan cara dipanggang.
Seporsi Waluh atau Labu kuning 250 gram mengandung 50 kalori beragam nutrsi yang lengkap, meliputi protein, karbohidrat, serat, vitamin A, B dan C, kalsium, kalium, Zinc, Zat Besi, Magnesium dan beragm nustrisi lainnya.
Kandungan gizinya yang lengkap ini, membuat Waluh atau Labu kuning dapat dikonsumsi oleh semua kalangan usia, anak-anak hingga dewasa dan manula.
Di Majalengka, Labu Kuning sendiri kerap ditanam di wilayah Kabupaten Majalengka bagian selatan, terutama Lemahsugih. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ini Ragam Manfaat Konsumsi Labu Kuning saat Ramadan
Pewarta | : Jaja Sumarja |
Editor | : Ronny Wicaksono |