https://jakarta.times.co.id/
Kopi TIMES

Pemuda: Sebuah Harapan Bagi Indonesia

Rabu, 30 Oktober 2019 - 00:29
Pemuda: Sebuah Harapan Bagi Indonesia Asra Bulla Junga Jara, Mahasiswa Semester Tujuh (7), di Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, Jurusan Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Jurnalistik.

TIMES JAKARTA, MALANGTIDAK bisa dipungkiri bahwa pemuda memiliki peran yang besar dalam perjalanan bangsa ini. Masa penjajahan, para pemuda memberontak dan bisa dipastikan hampir tak ada peristiwa besar bersejarah yang terjadi di Negeri ini yang tak melibatkan pemuda sebagai tokoh utamanya. Budi Oetomo, Sumpah Pemuda, Proklamasi, peristiwa 1998, dan bahkan hingga sekarang pun pemuda masih menjadi ‘Watch Dog’ bangsa ini, bisa dilihat dari aksi demo yang sering terjadi seluruhnya melibatkan pemuda.

Namun, apa yang kita lihat sekarang? Perpolitikan Indonesia didominasi oleh kaum tua,  emuda seakan menjadi warga negara kedua dalam konteks politik masa kini, Suara mereka sering terabaikan dan hanya dijadikan sebagai basis utama ketika yang ‘tua’ berkoar-koar untuk menggalang dukungan. namun  setelah itu, mulut pemuda kembali dibungkam.

Ada juga anggapan bahwa anak muda tidak memiliki pengalaman, masih muda, masih awam belum memiliki pengalaman apa-apa di dunia politik. sementara yang tua dianggap lebih lama ‘makan asam – garam’ sehingga merekalah yang layak harus dinomorsatukan. Seperti pepatah yang dibuat oleh presiden kita yang pertama, Bapak Soekarno, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku satu pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia.”

Siapa yang tidak tahu ungkapan yang keluar dari mulut seorang Ir. Soekarno, Bapak pendiri bangsa ini. Bukan tanpa alasan kalimat itu keluar dari mulut beliau. Tetapi kepercayaan dan keyakinannya akan kekuatan serta kemampuan anak muda sangatlah besar, sehingga Ia bisa berbicara seperti itu.

Namun, ketika penyebab hal tersebut juga berasal dari anak muda itu sendiri. Kita kurang menghargai apa itu politik. Anak muda zaman sekarang bahkan cenderung menghindari politik. Bahkan ketika menonton acara televisi, tayangan berita cenderung dihindari, apalagi yang berkaitan dengan politik.

Ada stigma yang tertanam dalam benak anak muda yaitu mereka yang terlibat dalam politik adalah orang-orang tua, dan apabila yang muda memaksakan diri untuk ikut berpolitik, pasti akan ada banyak hambatan.

Apakah pandangan tersebut salah? Tidak sepenuhnya. Dilihat dari beberapa kasus yang terjadi, seperti politisi-politisi muda yang terkena kasus, dan juga kualitas dan kredibilitas para anak muda yang turut berpolitik yang kebanyakan dari mereka berasal dari kaum selebritis, sehingga muncul keragu-raguan terhadap mereka. Walaupun ada sebagian selebritis yang memang pantas berpolitik.

“Hanya ada satu negeri yang menjadi tanah air ku, yaitu negeri yang berkembang karena perbuatan, dan perubahan itu adalah perbuatan ku” (Rane De Clerg). 

Sepenggal syair di atas dikuti dari sejarah Soekarno yang ditulis oleh Eko Prasetyo dalam bukunya yang berjudul Bangkitlah Gerakan Mahasiswa. Ketika Soekarno menjadi aktivis. Ia kagum dengan syair Rane De Clerg yang dilontarkan Bung Hatta saat sidang di pengadilan Belanda.

Jika dilihat makna syair tersebut dapat disandingkan dengan Sumpah Pemuda yang digaungkan sejak 91 tahun silam oleh sekelompok pemuda. Kala itu, pada tangga 27-28 Oktober 1928, seluruh perwakilan pemuda di tanah air berkumpul dan berikrar. Pada saat itu, para pemuda Indonesia hadir dalam kongres pemuda kedua di Jakarta yang di prakarsai oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI). Pada penutupan kongres yang disebut “Sumpah Pemuda”.

Dari latar belakang tersebut maka tangga 28 Oktober menjadi catatan sejarah bagi perjalanan bangsa Indonesia dan bersatu padu memperkuat diri menyongsong kemerdekaan tahun 1945.

Berikut isi sumpah Pemuda:
1.    Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia
2.    Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berumpa Darah Satu, Tanah Air Indonesia
3.    Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia

Kaitannya dengan syair Rane De Clerg adalah, jika sumpah pemuda puncak kesadaran untuk berbangsa, dan berbahasa yang satu yaitu Indonesia, maka syair diatas menyiratkan bahwa pengakuan bangsa dan negara ada dan akan terus berkembang apabila para pemudanya memiliki kesadaran untuk berbuat mengisi kemerdekaan yang sudah kita nikmati.

Sehingga perbuatan-perbuatan kita ini menjadi keniscayaan tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia saat ini dan yang akan datang. Dengan perbuatan berarti kita tidak berpangku tangan dan tidak banyak mengeluh. Melainkan mengambil peran sebagai mana layaknya pemuda.

Rene Descartes yang dikenal sebagai bapak perintis filsafat modern berkata “Cogito Ergo Sum”, Saya Berpikir, Maka Saya Ada. Hari ini sudah seharusnya pemuda menggelorakan “Saya Berbuat, Bangsa dan Negara ini Ada”.

Menjadi mahasiswa-nahasiswi hari ini tidak cukup, hanya pintar di atas kertas, tetapi dapat mengurai persoalan yang ada di masyarakat. Karena tuntutannya hari ini adalah apa yang sudah darma baktikan untuk bangsa dan negara ini, bukan apa yang negara ini berikan kepada kita.

Jika Soekarno berkeyakinan perubahan ini adalah perbuatan dirinya, maka mahasiswa hari ini harus meyakini bahwa perubahan akan terjadi jikan menyelaraskan antara realitas dengan nilai akademis untuk bisa diterapkan di masyarakat. Kemampuan akademis harus dioreantasikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan berbuat bukan mengeluh, apalagi abai. Itulah makna penting sumpah pemuda hari ini. 

Mundur terkubur, diam tergilas, maka berbuatlah sekuat tenaga dan tunjukan bahwa kita pemuda bukan karena usia. Disebut pemuda karena spirit kita tidak kenal lelah dan semangat tidak padam untuk bangsa dan negara Indonesia.

* Penulis Asra Bulla Junga Jara adalah Mahasiswa Semester Tujuh (7), di Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, Jurusan Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Jurnalistik

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

Pewarta :
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.