TIMES JAKARTA, JAKARTA – Pendidikan yang berkualitas tidak hanya pendidikan yang mengembangkan intelegensi akademik tetapi perlu dikembangkan seluruh spektrum intelegensi manusia yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya itu, pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang terus berupaya untuk meningkatkan mutu dan layanan pendidikan itu sendiri.

Menurut Sarjono (2014, 60), peningkatan kualitas pendidikan bisa dilakukan salah satunya dengan memberikan masukan dan rekomendasi yang sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan sekolah. Untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu dan juga berkualitas, maka dibutuhkan dukungan dari seluruh elemen yang berkaitan dalam lembaga pendidikan seperti guru, fasilitas dan juga lingkungan sekitar memiliki peran penting dalam membantu proses belajar sehingga dapat tercipta pendidikan yang bermutu dan berkualitas. 

Guru sebagai salah satu elemen yang secara langsung berhadapan dengan siswa di dalam pembelajaran memiliki kontribusi yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan, melalui pembelajaran berkualitas yang diberikan kepada siswa, maka mutu sekolah akan meningkat. Hal ini juga akan memberikan hawa segar bagi dunia pendidikan, bahwa pembelajaran yang baik, akan meningkatkan atmosfir pendidikan yang baik juga.

Selaras dengan hal tersebut, maka guru perlu meningkatkan kualitas dirinya dalam rangka memberikan kontribusi dalam perbaikan mutu pendidikan. Tentu untuk mewujudkan hal tersebut guru memerlukan banyak ruang-ruang belajar, wadah untuk berkarya, dan lingkungan yang membawa giru untuk terus bertumbuh.

Realitas ini kemudian mampu terbaca oleh pemerintah, sebagai upaya memberikan ruang untuk memaksimalkan peran guru dalam pembelajaran adalah dengan meluncurkan program sekolah penggerak. Sekolah penggerak adalah program kolaborasi yang diluncurkan sebagai bentuk intervensi yang dilakukan secara holistik demi pencapaian profil pelajar pancasila.

Tercapainya profil pelajar pancasila sebagaimana yang digagas dalam kurikulum merdeka tentu memerlukan sumber daya manusia di sekolah yang mampu melakukan perubahan. Dalam hal ini, program sekolah penggerak juga tidak dapat dipisahkan dengan adanya guru penggerak yang diharapkan menjadi lokomotor perubahan pendidikan. 

Guru penggerak adalah seorang guru yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Mereka merupakan guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga berperan sebagai motivator, penggerak serta fasilitator dalam menumbuhkan semangat belajar siswa. Salah satu karakter yang dimiliki oleh guru penggerak adalah ia yang selalu belajar dan berkarya. Sebagaimana seorang guru yang memiliki kewajiban untuk menjaga semangat belajar siswa, maka perlu terlebih dahulu menjaga semangat belajar dimulai dari dirinya. Sebagaimana seorang guru yang mendorong siswa untuk memaksimalkan bakatnya, guru bisa juga memberikan contoh melalui karya-karya nyata miliknya. Untuk itu, salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan kualitas gurunya melalui konsistensi belajar dan berkarya.

Salah satu program pemerintah yang menjadi jawaban serta ruang untuk meningkatkan mutu guru melalui karyanya adalah dengan menghadirkan platform merdeka mengajar. Platform ini merupakan hypermedia pembelajaran yang dapat diunduh di playstore. Di dalamnya tidak hanya memuat vidio-vidio pembelajaran yang memudahkan guru untuk melancarkan aksinya di kelas, tetapi dalam platform ini juga tersedia ruang untuk berkarya.

Hal ini tentu bisa dimanfaatkan oleh guru, melepas paradigma bahwa tugas guru hanya menjelaskan di kelas. Padahal dengan aktivitas sebagai seorang guru, justru itu tetap bisa dimaksimalkan dengan berkarya. Dalam platform tersebut ada satu pilihan untuk berbagi praktik baik, yang mana guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling berbagi informasi, inspirasi, dan membangun kolaborasi. Keuntungannya, guru bisa menjalin relasi yang lebih luas dan saling berdiskusi sehingga pemahamannya tidak berkutat pada ranah itu-itu saja, begitu-begitu terus.

Platform Merdeka Mengajar juga sangat dekat dengan kita, tersebab pergeseran zaman memang menuntut kita terutama guru untuk memanfaatkan teknologi. Inovasi yang dilayangkan oleh Kementrian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi ini tentu mampu mengarahkan guru untuk memberikan atmosfir pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman. Hal ini disampaikan oleh Nadiem Makarim pada saat peluncuran platform merdeka mengajar pada Jum’at, 11 Februari 2022. Banyaknya akses dan informasi yang bisa didapatkan dalam kurikulum merdeka bisa mendorong guru untuk memaksimalkan kemampuannya, yang tadinya disibukkan dengan administratif, kini guru tetap bisa berkarya melalui platform merdeka mengajar.

Jika dimanfaatkan secara optimal, kehadiran platform merdeka mengajar akan memberikan dampak positif bagi guru dan bagi dunia pendidikan. Guru tidak hanya disibukkan dengan tuntutan lembar-lembar kerja, tetapi guru juga masih tetap bisa memaksimalkan kemampuan mengajarnya yang bisa diunggah pada bukti karya saya. Sehingga guru akan bisa saling memberikan referensi satu sama lain yang ini tentu sebagai dasar prinsip kolaborasi.

Platform merdeka mengajar adalah inovasi yang patut diapresiasi dan sudah seharusnya disambut dengan pengoptimalan dalam menggunakannya, hal ini akan mengubah paradigma bahwa pendidikan hanya berfokus pada siswa saja. Padahal, pendidikan yang baik akan tercapai jika yang belajar dan bertumbuh bukan hanya siswa, melainkan seluruh elemen dalam pendidikan tersebut, termasuk guru. Melalui platform merdeka mengajar ini, guru yang memiliki kemampuan pembelajaran yang baik bisa memanfaatkan ilmunya tersebut dengan berbagi karya di platform merdeka mengajar. Pun bagi guru yang memang memiliki bakat untuk tampil di depan kamera, ini tentu juga bisa menjadi jalan memaksimalkan potensi guru.

Pada dasarnya, peningkatan mutu pendidikan juga harus dibarengi dengan meningkatnya kualitas dan mutu dari guru dan sumber daya manusia dalam elemen pendidikan. Dengan tetap memberi ruang bagi guru untuk berkarya dan bertumbuh, maka pendidikan akan terus menerus berlanjut.

***

*) Oleh : Renci, Penulis dan Guru SD Aisyiyah Metro

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.