https://jakarta.times.co.id/
Kopi TIMES

Anak Muda dan Ekspresi Gerakan di Media Sosial

Selasa, 30 Juli 2024 - 16:34
Anak Muda dan Ekspresi Gerakan di Media Sosial Muhammad Amin Saputra, S.Sos., Magister Interdisciplinary Islamic Studies UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Dewasa ini, anak muda yang dianggap sebagai fondasi tegaknya gerakan di Indonesia yang kuat sekaligus berperan penting dalam sebuah perubahan tampaknya sedang berhadapan dengan berbagai kompleksitas. Ada kesenjangan kenyataan kongkrit yang dialami oleh anak muda tentang gairah perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat mengenai tindakan yang liberal dan kapitalistik yang secara sempurna telah mendatangkan kegelisahan hati nurani seluruh kalangan masyarakat. 

Hal ini memberikan pengaruh yang besar terhadap hadirnya social mobility atau peluang hadirnya gerakan sosial melalui sosialisasi dan tindakan yang kolektif. Anggapan dasar tentang social mobility pertama kali diperkenalkan oleh Anthony Oberschall. Menurutnya segala kemungkinan tentang hadirnya gerakan sosial berawal dari sebuah fenomena tentang ketidakpuasan yang terjadi dalam suatu masyarakat. 

Menariknya, sejak memasuki era globalisasi informasi, situasi-situasi sosial yang tidak terwakilkan tersebut kemudian diartikulasikan oleh berbagai gerakan sosial termasuk artikulasi gerakan yang dilakukan oleh anak muda di platform media. Dengan memberikan hantaman serius dalam menjalankan perlawanan intelektual dan memunculkan ide-ide kreatif terhadap tindakan-tindakan yang tidak representatif (Fitriani dkk., 2023). 

Masifnya teknologi komunikasi dan perkembangan media sekaligus memberikan ruang dialektika baru yang memungkinkan hubungan interaksi anak muda seperti para pelajar, akademisi, aktivis, content creator dan lain-lain dalam menyuarakan aspirasinya. Penulis melihat bahwa tindakan-tindakan yang tidak representatif seperti intimidasi, kekejaman maupun kekerasan terhadap umat manusia yang paling disorot pada masa-masa saat ini adalah situasi anomali yang dilakukan dalam hubungan antara negeri-negeri muslim termasuk Indonesia terhadap tindakan Israel kepada Palestina. 

Asal mula ketertarikan penulis terhadap subjek penulisan ini adalah ketertarikan terhadap sebuah study yang dilakukan oleh Gary R. Bunt tentang ekspresi gerakan keagamaan atau eskpresi politik muslim dalam penggunaan Internet yang disebutnya sebagai E-Jihad (Electoric Jihad), Online Fatwas and Cyber Islamic Environments. 

Terkait dengan Ekspresi Politik Muslim dalam penggunaan Internet, E-Jihad Menurut Gary R. Bunt adalah bagian dari dialog tentang identitas muslim yang merupakan sarana yang dapat digunakan oleh suara-suara oposisi untuk melampaui batas-batas dan hambatan konvensional dari pihak-pihak tertentu. Untuk mempengaruhi publik, E-Jihad dilakukan dengan membuat akun-akun media sosial maupun situs-situs web dengan tujuan untuk menyebarkan perspektif mereka melalui saluran-saluran tersebut. 

Dalam konteks ke-Indonesiaan, konflik ketegangan yang terjadi antara Israel dan Palestina memberikan ruang hadirnya ekspresi gerakan di media sosial yang dilakukan oleh organisasi Islam dan anak muda dalam penyebaran, pembuatan situs online, maupun mobilisasi tempat berdialog, meneliti, dan menyebarkan pesan mereka kepada para pengikutnya di media sosial. 

Penulis melihat produksi-produksi yang ditayangkan adalah dengan berbagi foto maupun video yang dilakukan diberbagai platform media sosial, seperti Twitter, Facebook, dan Instagram yang telah diartikulasikan oleh anak muda sebagai kebangkitan-kabangkitan baru dalam mengekspresikan kegelisahan konflik yang terjadi antara Isreal dan Palestina. 

Fenomena yanng menarik terkait dengan gerakan sosial dan aktivisme yang dilakukan secara digital adalah munculnya jihad online yang merupakan strategi integritas gerakan keagamaan yang dilakukan oleh anak muda sebagai ekspresi di media sosial dalam mempengaruhi public dengan membuat akun-akun atau dukungan poster maupun video sebagai bagian dari dukungannya terhadap Palestina. 

Dengan demikian, E-Jihad dan kecanggihan penggunaan media saat ini merupakan bagian dari strategi provokatif gerakan anak muda yang diartikulasikan dengan kesatuan tweets dan sarana mewakili integritas masyarakat.

Catatan Akhir

Berdasarkan uraian pada analisis diatas bahwa interaksi sosial dan media massa telah memberikan tanggapan serius sekaligus memberi banyak dampak pada partisipasi publik. Wujud baru media digital semakin meningkatkan dorongan individu dan kolektif untuk melakukan interaksi sosial antara masyarakat dan komunitas. 

Media digital telah menghubungkan satu orang dengan yang lainnya dengan memampukan penggunanya untuk memelihara relasi pertemanan, menciptakan komunitas peminatan yang sama, dan memampukan mereka yang terisolasi secara sosial maupun fisik untuk terhubung dengan orang-orang yang memiliki satu kesamaan. 

Dibalik perannya dalam menyajikan informasi, media digital online juga telah memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk bersuara. Hal ini berkaitan dengan peran media yang dirasa sangat membantu menarik perhatian masyarakat secara luas. 

Ketika sebuah informasi menjadi trending, masyarakat akan berlomba-lomba mengikuti atau minimal mencari tahu kasus tersebut. Partisipasi masyarakat yang besar kemudian diartikulasikan dengan gerakan yang terstruktur dan massif di media sosial sehingga diharapkan berdampak pada pengambilan kebijakan yang representatif. 

Walaupun demikian, dibalik perkembangan teknologi informasi yang dirasa telah menciptakan masyarakat secara global saling terhubung, situasi tersebut disisi lain juga digunakan untuk melawan kepentingan masyarakat itu sendiri (dis)empowered citizen. Dimana individu-individu dan komunitas pada saat yang sama diberdayakan dan disingkirkan menggunakan teknologi oleh aktor diluar negara, pemerintahan, perusahaan maupun kepentingan kelompok tertentu. 

Ekspresi gerakan di media sosial yang tidak terwakilkan ini kemudian diartikulasikan oleh berbagai kelompok termasuk anak muda untuk menunjukkan identitas politik secara online dengan membuat situs-situs web baru sebagai tandingan dalam mewakili suara-suara oposisi yang melampaui batas-batas hambatan konvensional dalam mempengaruhi public dan menyebarkan perspektif mereka melalui saluran-saluran yang sulit diakses dan di blokir oleh pemerintah, perusahaan maupun kelompok kepentingan.

***

*) Oleh : Muhammad Amin Saputra, S.Sos., Magister Interdisciplinary Islamic Studies UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.