https://jakarta.times.co.id/
Kopi TIMES

Merah Putih, Bukan Kain Biasa

Rabu, 19 Agustus 2020 - 16:13
Merah Putih, Bukan Kain Biasa Laily Fitriyah Liza Min Nelly, Aktivis dan Pemerhati Sosial.

TIMES JAKARTA, MALANGBerkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa

Itulah bait pertama lagu ciptaan Ibu Sud yang sering diperdengarkan pada setiap upacara resmi kenegaraan. Lagu yang terdiri dari dua bait itu mengajak kita untuk setia dan bangga berbendera Indonesia

Itulah sebabnya, pada setiap peringatan hari besar bangsa ini kita diwajibkan mengibarkan bendera merah putih di depan rumah dan perkantoran sebagai wujud rasa kecintaan pada perjuangan bangsa ini.

Mereka dan putih tak hanya sekedar simbol, tetapi menjadi identitas dan jati diri kita. Merah dan putih adalah perpaduan keberanian dan kesucian jiwa kita. Menghargai merah dan putih sama halnya dengan menghargai diri kita, mengibarkan merah dan putih pada setiap hari besar adalah bentuk pengakuan terhadap derita dan perjuangan leluhur memerdekakan bangsa ini. 

Jiwa mereka dikenang, pengorbanan mereka dihargai dan jasa mereka tak boleh disia-siakan. Menjadi tak tahu diri kita ketika tiba hari kemerdekaan seperti saat ini, tak terbersit sedikitpun niat kita untuk mengibarkan bendera merah putih dan menganggap itu sesuatu yang biasa-biasa saja

Laily-Fitriyah-Liza-Min-Nelly.jpg

Pemandaangan miris dan sedikit mengundang emosi saya ketika saya berkeliling di beberapa titik yang ada di Kota Malang,  tak terlihat mengibarkan merah putih. Sebuah tontonan yang tak baik dan tak pantas untuk ditiru. 

Hari ini Anda menikmati kemerdekaan dan hidup dengan senang. Tak lagi terdengar letupan senjata dan bau mesiu, tak ada tangis kematian akibat diterjam peluru tajam penjajah. Kita dengan bebas bepegian kemana saja sesuka hati kita karena berkah dari perjuangan pendahulu.

Di bulan kemerdekaan seperti ini, setidaknya rasa nasionalisme harus dikobarkan. Rasa memiliki satu bangsa terus dirawat dan dijaga. Sebagai anak bangsa rasa itu tak boleh bergeser dari pikiran kita. 

Kemerdekaan kali ini memang agak terasa biasa saja, karena kita diperhadapkan dengan covid-19. Tetapi hikmah dari peringatan itu tak boleh sirna. Kemerdekaan yang diraih dengan darah dan air mata harus dihargai. Para kusuma bangsa rela berkalang tanah demi Indonesia yang merdeka. Tugas kita adalah terus menjaga bangsa ini dengan karya yang baik

Dirgayahu Bangsaku
Teruslah berkibar benderaku

***

*) Oleh : Laily Fitriyah Liza Min Nelly, Aktivis dan Pemerhati Sosial

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.