TIMES JAKARTA, JAKARTA – Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, menegaskan bahwa masuknya perusahaan mercusuar (lighthouse company) lewat aksi Initial Public Offering (IPO) berpotensi besar meningkatkan kapitalisasi free float sekaligus memperkuat stabilitas pasar modal Indonesia.
Menurutnya, kehadiran perusahaan berskala besar dan bereputasi tinggi menjadi magnet tersendiri bagi investor institusi, baik domestik maupun asing, yang selama ini menunggu momentum pencatatan saham emiten-emiten besar di BEI.
“IPO perusahaan mercusuar dapat membuka aliran dana segar ke pasar modal Indonesia. Hal ini tidak hanya meningkatkan likuiditas, tetapi juga memberi stabilitas bagi ekosistem pasar,” ujar Nyoman dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Sepanjang 2025, BEI telah mencatat lima perusahaan mercusuar yang resmi melantai di bursa, yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), dan PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS).
Nyoman menjelaskan, IPO perusahaan mercusuar didefinisikan sebagai penawaran saham perdana dengan kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun dan free float minimal 15 persen atau senilai Rp700 miliar.
Untuk mendukung langkah tersebut, BEI membentuk unit khusus yang aktif mendampingi perusahaan skala besar, baik BUMN, anak usaha, maupun swasta. Pendampingan dilakukan melalui go public coaching clinic, pertemuan satu per satu, hingga networking event yang mempertemukan calon emiten dengan pemangku kepentingan pasar modal.
“Tujuannya agar perusahaan lebih mudah memahami persyaratan pencatatan saham di Bursa sekaligus membuka akses dengan stakeholder pasar modal, sehingga proses menuju IPO dapat berjalan lebih lancar,” jelas Nyoman. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: IPO Perusahaan Raksasa Dongkrak Likuiditas dan Stabilitas Pasar Modal Indonesia
Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |