TIMES JAKARTA, JAKARTA – Sama. Kami, netizen +62, juga kaget. Plus waswas juga meski tetap tidak panik. Gegaranya pagi-pagi sudah ramai kabar Covid-19 Varian Lambda. 

Langsung saja buka semua situs berita luar negeri. Setidaknya ngecek ke jaringan TIMES Indonesia. Yang sama-sama berhimpun di WAN-IFRA. Organisasi News Publisher Dunia itu. Yang bermarkas di Jerman itu. 

Media-media online di Indonesia juga mulai ramai. Menulis dan mengulas. Kompas, Detik, CNN Indonesia, dan beberapa lainnya juga. Termasuk editor-editor TIMES Indonesia yang tak mau kalah dengan update terbaru.

Beritanya hampir sama semua. Itu artinya memang lagi gawat. Setidaknya news valuenya lagi dibutuhkan publik. Untuk bahan edukasi. Atau materi kewaspadaan.

Tak lama membaca media itu. Sekilas. Cukup tahu. Lalu berusaha menelisik ke dalam. Juga sedikit reaksi publik. 

Kalau publik luar negeri sepertinya santai. Tak terpengaruh. "Relaxed, but alert!". Gitu kesimpulannya. Sementara!

Netizen Indonesia juga tak jauh-jauh amat. Mereka malah membuatnya guyonan. Bahkan ada yang membuat lucu-lucuan. 

"Opo maneh? Covidnya mungkin sedang poligami antara negara," komentar Yanto, seraya menyertakan emoticon ngakak lima kali. 

Diketahui, WHO merilis Covid-19 Varian Lambda. Corona jenis ini telah menyebar di 29 negara. Rilisnya baru saja. Awalnya baru ditemukan di Peru. Sekitar Agustus 2020 lalu. 

Dari Peru kemudian menyebar. WHO menemukan lagi di Amerika Selatan. Yang terbanyak di Chile. Hingga pertengahan Juni 2021 ini, para ahlinya sudah melakukan kajian. Riset termutakhir. Pakai teknologi terkini. 

Mereka sudah mengunggah lebih dari 1.730 sampel ke GISAID. Sebutan basis data organisasi kesehatan dunia itu. 

Banyak respons netizen +62 mengenai Covid-19 Varian Lambda ini. Bahkan lebih ramai dari beritanya. Pun lebih beragam cara mereka melihat dan memandangnya. #Tetap waspada, #marivaksin. (*)