TIMES JAKARTA, JAKARTA – Uni Eropa, sekutu Israel, mulai gerah dan Rabu (17/9/2025) hari ini mengajukan proposal kepada para pemimpin nasional 27 kelompok negara itu untuk menekan Israel atas serangannya di kota Gaza, Inggris lmenilai penyerangan Israel itu sangat ceroboh, dan Prancis menilai serangan Israel tak memiliki dasar militer.
Rabu pagi ini, pesawat-pesawat tempur Israel dengan brutal menyerang Jalur Gaza, menghancurkan rumah-rumah penduduk menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dan terluka.
Tentara Israel nyata-nyata mentargetkan para pengungsi di wilayah Al-Mawasi yang sebelumnya mereka gembar gemborkan sebagai "zona aman" di Jalur Gaza selatan.
Dua warga Palestina meninggal dunia dan lainnya terluka setelah Israel menyerang sebuah .gedung apartemen mereka di menara Al-Zafer 5 di lingkungan Tal al-Hawa, selatan Kota Gaza.
Seorang ibu dan anaknya juga meninggal dunia setelah tentara Israel secara brutal menyerang sebuah apartemen di gedung Habib di kamp pengungsi Al-Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Uni Eropa mendesak Israel agar menghentikan invasi daratnya karena blok 27 negara tersebut tampaknya telah siap untuk meningkatkan tekanan terhadap negara itu.
"Intervensi militer akan menyebabkan lebih banyak kerusakan, lebih banyak kematian, dan lebih banyak pengungsian," kata juru bicara Komisi Eropa, Anouar El Anouni.
"Hal ini juga akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah buruk dan membahayakan nyawa para sandera," tambahnya.
Minggu lalu, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan dia akan meminta persetujuan dari negara-negara Uni Eropa untuk sanksi baru terhadap ekstremis sayap kanan Israel dan penangguhan sebagian perjanjian perdagangan dengan Israel.
Ia juga mengatakan akan membekukan jutaan euro yang diberikan oleh cabang eksekutif Uni Eropa kepada Israel, yang tidak memerlukan persetujuan semua negara anggota.
Tidak Miliki Dasar Militer
Pemerintah Inggris dan Prancis juga mengecam serangan Israel di Gaza dengan menyebut serangan baru di kota Gaza sangat gegabah dan ceroboh
Menteri Luar Negeri Inggris, Yvette Cooper menulis di X, bahwa serangan terhadap Kota Gaza hanya akan membawa lebih banyak pertumpahan darah, membunuh lebih banyak warga sipil tak berdosa, dan membahayakan para sandera yang tersisa.
"Kita membutuhkan gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera, bantuan kemanusiaan tanpa batas, dan jalan menuju perdamaian abadi," tulisnya.
Kementerian Luar Negeri Prancis Prancis juga mengecam serangan darat Israel di Kota Gaza, dan mendesak pemerintah Israel untuk mengakhiri apa yang digambarkannya sebagai kampanye destruktif yang tidak lagi memiliki dasar militer.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Prancis menyoroti situasi kemanusiaan dan kesehatan yang sangat berbahaya di Gaza, mencatat kelaparan yang meluas, kurangnya kebutuhan dasar, dan tidak adanya perawatan medis darurat.
Kementerian tersebut kembali mendesak Israel untuk segera mencabut semua pembatasan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan melanjutkan negosiasi secepat mungkin untuk mencapai gencatan senjata dan mengamankan pembebasan semua sandera.
Militer Israel telah melancarkan serangan udara dan artileri berat di Kota Gaza selama beberapa hari sampai Rabu pagi ini dan terus berlanjut seiring pasukan Israel menghancurkan bangunan-bangunan dalam upayanya mengusir paksa warga Palestina ke selatan.
Korban jiwa terus berjatuhan setiap jam, dengan jumlah korban meninggal dunia akibat serangan Israel yang terus berlanjut sejak 7 Oktober 2023, kini mencapai 64.964 orang meninggal dunia dan 165.312 lainnya luka-luka di seluruh Jalur Gaza, itu belum termasuk puluhan ribu yang terkubur hidup-hidup di bawah reruntuhan bangunan serta yang karena kelaparan.
Saatnya Dunia Campur Tangan
Sementara itu lebih dari 20 lembaga bantuan menyurati PBB dengan seruan kepada para pemimpin dunia untuk segera campur tangan untuk menyikapi genosida Israel di Gaza.
Apa yang dialami penduduk di jalur Gaza akan menjadi yang paling mematikan dalam sejarahnya jika tidak ada tindakan yang diambil.
"Militerisasi sistem bantuan di Jalur Gaza sangat mematikan.
Ribuan orang ditembak saat mencoba mencapai bantuan.
Pemerintah harus bertindak untuk mencegah terkurasnya kehidupan dan mengakhiri kekerasan dan pendudukan," tulis mereka.
Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara pun kini mulai gerah atas perilaku Israel di Gaza, dan mereka sedang mengajukan proposal kepada para pemimpin nasionalnya untuk menekan Israel atas serangannya di kota Gaza, Inggris menilai penyerangan Israel itu sangat ceroboh, dan Prancis menilai serangan Israel tak memiliki dasar militer. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |