TIMES JAKARTA, JAKARTA – Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengerahkan semua kekuasaan di organisasinya untuk membantu bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Sumatera.
"Pengurus Besar Nahdlatul Ulama telah mengoordinasikan langkah-langkah untuk berkontribusi dalam penanggulangan dampak bencana tersebut," katanya saat melakukan konferensi pers di Lantai 1 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, pada Rabu (3/12/2025) sore.
Gus Yahya mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan struktur PWNU dan PCNU Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat untuk misi tersebut.
"Ada 34 PCNU ditambah 3 PWNU yang tadi kami koordinasikan untuk membangun satu struktur tanggap bencana yang sistematis," jelas mantan juru bicara dari Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
Gus Yahya menyebut, bencana di Sumatera memang sangat memprihatinkan dan sangat berat. Ia berharap, seluruh elemen yang melaksanakan operasi tanggap bencana di daerah-daerah tersebut, dapat melakukan koordinasi sebaik-baiknya.
"Sehingga penanganan dan penanggulangan dampak bencana dapat secara signifikan menolong masyarakat yang terdampak," harapnya.
Sekadar informasi, BNPB terus memperbarui data rekapitulasi erdampak bencana banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. BNPB mengungkapkan, hingga Rabu sore, korban meninggal dunia tembus 807 jiwa.
Data ini dilihat di website resmi BNPB pukul 15.05 WIB. Tertulis jumlah korban meninggal 807 jiwa, kemudian orang hilang sebanyak 647 jiwa, dan korban terluka sebanyak 2.600 jiwa.
Jumlah warga yang mengungsi meningkat menjadi 582.500 orang tersebar di Sumut, Aceh, dan Sumbar. Selain itu, BNPB mendata rumah warga yang mengalami kerusakan dan kerusakan pada fasilitas umum. (*)
| Pewarta | : Moh Ramli |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |