TIMES JAKARTA, JAKARTA – Kementerian Keuangan mencatat capaian positif dalam penerimaan negara sektor kepabeanan dan cukai. Hingga akhir September 2025, realisasi penerimaan telah mencapai Rp221,3 triliun, setara dengan 73,4% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2025.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan pertumbuhan yang signifikan ini. "Sampai dengan akhir September 2025, penerimaan kepabeanan dan cukai kita Rp221,3 triliun. Ini tumbuh 7,1 persen dibandingkan tahun lalu," jelas Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Berikut rincian pencapaian sektor kepabeanan dan cukai:
-
Penerimaan Cukai: Rp163,3 triliun (66,9% dari target APBN), tumbuh 4,6% meski produksi CHT turun 2,9%
-
Penerimaan Bea Keluar: Rp21,4 triliun (477,8% dari target APBN), melonjak 74,8% secara tahunan
-
Penerimaan Bea Masuk: Rp36,6 triliun (69,2% dari target APBN), terkontraksi 4,6%
Kenaikan spektakuler pada bea keluar terutama didorong oleh faktor eksternal. "Ini adalah karena penurunan tarif bea masuk, ada juga efek dari bea masuk komoditas pangan dan juga banyak sekali perdagangan yang mengutilisasi free trade agreement (FTA) dengan tarif bea masuk yang lebih rendah," ujar Suahasil mengenai penurunan di sektor bea masuk.
Secara keseluruhan, kinerja kepabeanan dan cukai tetap positif. "Secara umum penerimaan kepabeanan dan cukai mampu tumbuh, didorong peningkatan aktivitas impor barang modal dan investasi, serta upaya menjaga penerimaan cukai hasil tembakau," pungkas Suahasil menutup paparannya. Lonjakan bea keluar terutama didorong oleh kenaikan harga CPO, peningkatan volume ekspor sawit, dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |