TIMES JAKARTA, JAKARTA – Bintang Muda Indonesia (BMI) menyoroti kondisi perekonomian nasional yang dinilai masih terpuruk dan menimbulkan kesenjangan sosial. 

Farkhan Evendi, Ketua Umum BMI menegaskan banyak pekerja kehilangan harapan, sementara pejabat hidup dalam kemewahan dengan fasilitas jauh dari realitas rakyat kecil.

“Gaji pejabat berkali lipat di atas upah minimum, namun empati dan tanggung jawab seolah pudar," ujar Farkhan dalam keterangannya, Selasa (10/9/2025).

Menurutnya, Ketimpangan ini bukan sekadar angka, tetapi cerita pilu keluarga yang kesulitan bertahan hidup.

Ketidakadilan itu telah memicu gelombang protes rakyat di berbagai daerah. Tak jarang, aksi turun ke jalan berujung bentrok dengan aparat. 

“Darah tumpah di aspal bukan karena rakyat ingin rusuh, tetapi karena ketidakadilan sudah mencapai titik nadir,” ungkapnya.

Farkhan mengkritik respon pemerintah yang dianggap tidak solutif. Menurutnya, penggunaan gas air mata dan tindakan represif aparat justru memperdalam luka rakyat. Sementara reshuffle kabinet yang dilakukan dinilai hanya bersifat kosmetik.

“Rakyat tidak butuh janji manis, tetapi tindakan nyata yang menghidupkan harapan,” tegasnya.

Dalam momentum 24 tahun Partai Demokrat, BMI juga mendorong partai tersebut untuk tampil sebagai pelopor demokrasi sejati. Farkhan berharap Demokrat mampu mendengar suara rakyat dan menjauh dari politik elitis.

Lebih jauh, BMI mengajak seluruh pejabat untuk bercermin pada amanah jabatan. 

“Pejabat ada bukan untuk menghisap darah rakyat, tapi untuk melayani kebutuhan rakyat,” tegasnya.

Sebagai penutup, Farkhan menyerukan persatuan bangsa untuk membangun Indonesia yang lebih adil dan berprikemanusiaan. 

"Rakyat terus bersuara dengan damai demi masa depan yang lebih cerah," pungkasnya. (*)