TIMES JAKARTA, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan penerbitan Al-Qur'an merupakan penerbitan yang paling banyak dibandingkan buku ataupun novel yang ada baik di Amerika maupun Eropa.
Hal tersebut disampaikan Menag Nasaruddin Umar dalam sambutannya saat membuka Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Internasional IV tahun 2025 di Jakarta pada Rabu (29/1/2025).
“Bukan hanya Amerika tapi juga negara negara Eropa, belum ada yang bisa menandingi oplah penjualan Al-Qur'an. Ini artinya bahwa Al-Qur'an menjadi pusat perhatian,” ucap Menag Nasaruddin Umar.
“Bukan hanya politisi atau ahli agama. Tapi para saintis terutama yang sekarang banyak mengkaji mendalami Al-Qur'an. Semakin di kaji semakin bermunculan rahasia dan kedahsyatan Al-Qur'an itu sendiri,” sambung Menag Nasaruddin.
Mengenai MTQ Internasional IV sendiri, Menag mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara yang serius terkait Tilawatil Qur'an bahkan memiliki lembaganya yaitu Lembaga Tilawatil Qur'an.
“Urusan Musabaqah Tilawatil Qur'an belum ada yang bisa menyamai Indonesia. Tidak ada satu negara pun yang melakukan Musabaqah Tilawatil Qur'an berjenjang secara periodik setiap tahun,” ungkapnya.
“Mulai dari tingkat RT, RW, tingkat Desa/Kelurahan naik keatas Kecamatan, tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi sampai ke tingkat Nasional dan sore ini kita melakukan secara Internasional,” sambung Menag Nasaruddin.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Abu Rokhmad menyatakan kegiatan MTQ Internasional IV Jakarta ini diselenggarakan dari tanggal 28 Januari hingga 2 Februari 2025 dengan dua cabang lomba utama, yaitu Tahfidz Al-Qur’an dan Tilawah Al-Qur’an.
Abu Rokhmad menjelaskan, MTQ Internasional IV merupakan wujud nyata komitmen Indonesia dalam menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam serta sarana untuk mempererat persaudaraan antarbangsa.
“Acara ini sekaligus menjadi bukti bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, mampu menjadi tuan rumah yang baik dalam mempromosikan nilai-nilai universal Al-Qur'an di kancah internasional,” sebutnya.
Ia menceritakan bahwa MTQ Internasional pertama kali diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2003 di Jakarta. Acara tersebut menjadi tonggak penting dalam memperkenalkan tradisi MTQ Indonesia ke dunia internasional.
“Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2013, MTQ Internasional II kembali diadakan di Jakarta dengan jumlah peserta yang semakin meningkat. Selanjutnya, pada tahun 2015, Indonesia sukses menyelenggarakan MTQ Internasional III yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat pengembangan seni baca Al-Qur’an,” jelasnya.
Diajang MTQ Internasional IV Jakarta, tahap pra-kualifikasi MTQ Internasional IV telah dilaksanakan pada tahun 2023 dengan partisipasi dari 187 negara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60 peserta berhasil lolos ke babak grand final, terdiri dari 38 peserta yang berasal dari empat benua.
“Adapun kategori peserta adalah sebagai berikut: 17 peserta cabang Tilawah Putra, 7 peserta cabang Tilawah Putri, 19 peserta cabang Tahfidz Putra, dan 17 peserta cabang Tahfidz Putri. Sedangkan total dewan hakim pada MTQ Internasional kali ini sebanyak 22 orang dewan hakim yang kompeten di bidangnya,” sebut Abu Rokhmad.
Abu Rokhmad berharap MTQ Internasional IV ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momentum untuk menyebarluaskan nilai-nilai Al-Qur’an di tengah masyarakat global.
“Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi semua pihak untuk terus mendalami dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.(*)
Pewarta | : Ahmad Nuril Fahmi |
Editor | : Imadudin Muhammad |