TIMES JAKARTA, JAKARTA – Tim gabungan berhasil menemukan 15 jenazah korban bencana banjir bandang yang menerjang kawasan tambang emas tradisional di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyatakan, delapan orang telah berhasil diidentifikasi, sementara tujuh lainnya masih dalam proses pengenalan identitas.
“Jenazah ditemukan secara bertahap sejak Minggu (18/5). Tim masih terus melakukan pencarian terhadap empat korban lain yang hingga kini belum ditemukan,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (23/5).
Banjir bandang terjadi pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIT setelah hujan lebat mengguyur Pegunungan Arfak selama hampir tujuh jam. Derasnya air menghanyutkan tenda-tenda para pekerja tambang dan perlengkapan mereka, menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
Satu dari lima korban yang sebelumnya dilaporkan hilang, Erik (25), ditemukan selamat di Kampung Kenyum. Ia berhasil bertahan hidup dan kini dalam kondisi sehat.
Namun pencarian terhadap korban lainnya dihadapkan pada medan yang berat. “Kondisi di lapangan sangat menantang. Sungai yang deras, cuaca yang tak menentu, suhu dingin saat malam, serta minimnya peralatan dan jaringan komunikasi membuat evakuasi berlangsung sulit,” ujar Abdul.
BNPB menyebut saat ini kebutuhan mendesak di lokasi bencana mencakup alat komunikasi, sumber penerangan, logistik untuk petugas, alat pelindung diri, tempat tidur darurat, ambulans jenazah, bahan bakar, hingga alat berat guna menjangkau area terdampak.
Pemerintah daerah dan sejumlah lembaga terus bersinergi untuk mengoptimalkan upaya penyelamatan dan pemulihan. BNPB juga meminta masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, terutama terkait data korban, guna menghindari keresahan. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |