https://jakarta.times.co.id/
Berita

Kini Benjamin Netanyahu "Bentrok" dengan Inggris, Prancis, dan Kanada

Jumat, 23 Mei 2025 - 15:37
Kini Benjamin Netanyahu Israel dalam strategi perangnya dengan Hamas, sengaja membuat warga Palestina di jalur Gaza terutama anak-anak menjadi kelaparan dan kekurangan gizi.(FOTO: Al Jazeera)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dengan perilakunya telah menebar permusuhan dimana-mana, dan kini "bentrok" dengan Inggris, Prancis dan Kanada.

Benjamin Netanyahu menyerang tiga pemimpin Barat itu dengan menuduh mereka mendorong Hamas.

Benjamin Netanyahu, Kamis (22/5/2025) tadi malam menuduh Inggris, Prancis dan Kanada  mendorong Hamas untuk berjuang tanpa henti, setelah pimpinan ke tiga negara tersebut mengutuk "tindakan memalukan" pemerintahnya di Jalur Gaza .

Netanyahu mengatakan dalam sebuah video, berbicara dalam bahasa Inggris, bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron , Perdana Menteri Inggris Keir Starmer , dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney menginginkan Israel menyerah dan menerima bahwa tentara Hamas akan tetap ada, berkumpul kembali, dan mengulangi serangan 7 Oktober berulang kali.

"Mereka mungkin berpikir bahwa mereka berkontribusi pada perdamaian, tetapi kenyataannya tidak demikian. Lebih jauh lagi, mereka mendorong Hamas untuk terus berjuang tanpa batas waktu," tambahnya.

"tindakan memalukan"

Sebelumnya Emmanuel Macron, Keir Starmer, dan Mark Carney memperingatkan dalam pernyataan bersama Senin lalu bahwa mereka tidak akan "berdiam diri saja" dalam menghadapi "tindakan memalukan" pemerintah Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu di Gaza.

Mereka mengancam "tindakan konkret" jika pemerintah Israel tidak menghentikan operasi militernya dan tidak mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan.

"Kami bertekad untuk mengakui negara Palestina dalam kerangka solusi dua negara , dan kami siap bekerja sama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan ini," begitu bunyi pernyataan mereka.

Pernyataan mereka dikeluarkan mengacu pada  konferensi yang dijadwalkan diselenggarakan pada bulan Juni di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menciptakan konsensus internasional tentang tujuan ini.

"Mereka memberi harapan kepada warga Palestina untuk mendirikan negara Palestina kedua, yang melaluinya Hamas akan sekali lagi berusaha menghancurkan negara Yahudi," kata Netanyahu.

Benjamin Netanyahu menghadapi kritik baik dari dalam negeri sendiri maupun luar Israel atas perangnya yang telah berlangsung selama 20 bulan yang telah menghancurkan di Gaza dan kampanye kelaparan yang menargetkan 2,2 juta penduduk daerah kantong yang terkepung itu.

Israel baru-baru ini menghadapi gelombang kritik Barat dan internasional saat mengintensifkan agresinya terhadap Gaza.

Kelompok-kelompok kemanusiaan memperingatkan bahwa blokade Israel selama 11 minggu terhadap pasokan bantuan telah membuat daerah kantong Palestina itu berada di ambang kehancuran.

Selain itu ratusan ribu bahkan mungkin jutaan orang sengaja dibuat sengsara dan sekarat dengan memblokade bantuan kemanusiaan 

Rabu kemarin, Benjamin Netanyahu menyatakan, bahwa Israel akan terbuka untuk gencatan senjata sementara sampai dikembalikannya sandera oleh Hamas.

Tetapi jika mereka tidak dikembalikan, Netanyahu mengatakan akan terus melanjutkan kampanye militernya untuk mendapatkan kendali penuh atas Gaza.

"Netanyahu terus mengulur waktu dan bersikeras untuk melanjutkan perang. Tidak ada nilai bagi perjanjian apa pun yang tidak menghentikan pembantaian di Gaza secara permanen," kata pejabat senior Hamas Sami Ab Zuhri menanggapi komentar Netanyahu itu.

Israel meluncurkan kampanyenya di Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang menurut penghitungan Israel dan menyebabkan 251 sandera diculik ke Gaza.

Kampanye tersebut telah membantai lebih dari 53.600 warga Palestina terutama wanita dan anak-anak menurut otoritas kesehatan Gaza, dan menghancurkan jalur pantai tersebut, tempat kelompok-kelompok bantuan mengatakan tanda-tanda kekurangan gizi parah tersebar luas.

Dengan dukungan penuh Amerika Serikat, Israel telah melakukan kejahatan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menimbulkan korban 175.000 baik meninggal dunia maupun luka  dimana sebagian besar dari jumlah itu adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 11.000 orang hilang dibalik penghancuran bangunan-bangunan oleh tentara Israel.

Kini Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dengan perilakunya telah menebar permusuhan dimana-mana itu juga sedang "bentrok" dengan Barat seperti Inggris, Prancis dan Kanada. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.