TIMES JAKARTA, JAKARTA – Mahfud MD resmi diumumkan sebagai cawapres dari Ganjar Pranowo oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hal itu dilakukan di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2023) kemarin.

Menurut Pengamat Politik Hendri Satrio (Hensat), salah satu alasan kuat dipilihnya Mahfud MD, karena memiliki kedekatan dan kepercayaan dari Megawati.

Kata dia, Presiden Indonesia ke-5 tersebut percaya kepada pria yang kini sebagai Menkopolhukam tersebut, bisa menjalankan pemerintahan dengan baik. Khususnya di bidang hukum.

"Pertimbangannya menurut saya karena Ibu Mega kenal Mahfud lama. Dan hubungan antara PDIP dengan Mahfud MD sangat baik," katanya kepada TIMES Indonesia, Kami (19/10/2023).

Menurutnya, dengan diambilnya Mahfud MD sebagai cawapres, maka pertarungan Pilpres 2024 akan semakin sengit. Itu karena, cawapres dari kalangan NU bertambah.

Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sudah lebih dulu resmi jadi cawapres Anies Baswedan. Muhaimin adalah kader sekaligus keturunan dari pendiri NU. "Ini minimal per-hari ini suara NU sudah terbagi dua," jelasnya.

Ia pun meyakini bahwa Prabowo Subianto nantinya juga tak akan jauh mengambil cawapres dari sosok berlatar belakang NU. Jika benar, lanjut dia, maka suara NU akan terbagi tiga.

"Nanti kalau kemudian Pak Prabowo mau mengambil calonnya yang dekat dengan muslim, nanti bisa terbagi menjadi tiga. Jadi kalau NU sih terbagi tiga lah ya," katanya.

Pasangan Kuat 

Ia juga menilai, pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD adalah cukup kuat untuk Pilpres 2024. Menurutnya, dua sosok tersebut sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.

"Tapi apakah kemudian ada pengaruh Mahfud MD menjadi cawapres Ganjar? Tentu berpengaruh. Ini pasangan yang menurut saya kuat, dan menjadi pesaing yang cocok bagi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar," jelasnya.

Ia juga berharap, Prabowo Subianto tak terlalu lama mengumumkan sosok cawapres yang akan mendampinginya di pesta demokrasi lima tahunan nanti. Itu karena akan jadi kerugian tersendiri.

"Kalau Pak Prabowo terlalu lama mengumumkan calon wakil presidennya, otomatis dia akan tertinggal momentum. Yang artinya bisa berimbas pada menurunnya tingkat popularitas dan elektabilitas Prabowo beserta pasangannya," ujarnya.

Diketahui, hingga saat ini Prabowo Subianto memang belum mengumumkan siapa cawapresnya.

Beberapa kandidat yang sudah disebutkan oleh partai politik pengusung. Antara lain Erick Thohir, Gibran Rakabuming Raka, hingga Yusril Ihza Mahendra. (*)