https://jakarta.times.co.id/
Berita

Rp200 Triliun Masuk Perbankan, Pertumbuhan DPK Diproyeksi Dua Digit

Jumat, 12 September 2025 - 23:13
Rp200 Triliun Masuk Perbankan, Pertumbuhan DPK Diproyeksi Dua Digit Aliran dana pemerintah ke bank dorong DPK tumbuh dua digit. (Foto: antara)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Andry Asmoro, memperkirakan kebijakan pemerintah mengalihkan dana Rp200 triliun ke sistem perbankan akan menjadi katalis penting bagi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Menurutnya, injeksi dana jumbo tersebut bisa mendorong DPK melesat hingga 10 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juli 2025 posisi DPK perbankan tercatat Rp9.294 triliun atau tumbuh 7,0 persen (yoy). Dengan adanya tambahan penempatan dana pemerintah, Andry menilai ada ruang pertumbuhan sekitar 2 persen dari posisi saat ini.

“Jika Rp200 triliun benar-benar ditempatkan di bank, maka pertumbuhan DPK berpotensi naik ke level 10 persen (yoy),” jelas pria yang akrab disapa Asmo itu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (12/9/2025).

Tak hanya DPK, ia optimistis penyaluran kredit juga akan terdongkrak lebih tinggi dari realisasi Juli 2025 yang tercatat tumbuh 7,03 persen (yoy).

Asmo menambahkan, tambahan likuiditas di industri perbankan akan berdampak pada turunnya suku bunga pasar uang antarbank, baik Indonesia Overnight Index Average (IndONIA) maupun spread Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Dampaknya, volume transaksi pasar uang diperkirakan ikut meningkat.

Dengan likuiditas yang lebih longgar, transmisi kebijakan moneter juga diyakini semakin efektif. Bahkan, kecepatan perputaran uang (velocity of money) berpeluang kembali ke level pra-pandemi COVID-19 di atas 2,5, seperti terakhir kali tercatat pada 2019.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa resmi mencairkan dana Rp200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) di Bank Indonesia ke lima bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada Jumat (12/9).

Kelima bank penerima suntikan dana segar tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang masing-masing menerima Rp55 triliun. Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mendapat Rp25 triliun, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Rp10 triliun.

OJK mencatat kredit perbankan pada Juli 2025 tumbuh 7,03 persen (yoy) menjadi Rp8.043,2 triliun. Rinciannya, Kredit Investasi melonjak 12,42 persen (yoy), Kredit Konsumsi naik 8,11 persen (yoy), dan Kredit Modal Kerja meningkat 3,08 persen (yoy).

Sementara itu, DPK pada periode yang sama bertumbuh 7,00 persen (yoy) dengan rincian giro naik 10,72 persen (yoy), tabungan tumbuh 5,91 persen (yoy), dan deposito meningkat 4,84 persen (yoy).

Dari sisi likuiditas, kondisi perbankan masih terjaga. Per Juli 2025, rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) tercatat 119,43 persen, sedangkan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) berada di 27,08 persen. Angka tersebut jauh di atas ambang batas minimum masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Adapun Liquidity Coverage Ratio (LCR) industri perbankan juga masih sangat kuat di level 205,26 persen. (*)

Pewarta : Hendarmono Al Sidarto
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.