https://jakarta.times.co.id/
Berita

Perang Besar di Timur Tengah 'Dimulai', AS Kerahkan Pesawat Siluman B-2 Spirit

Kamis, 17 Oktober 2024 - 12:16
Perang Besar di Timur Tengah 'Dimulai', AS Kerahkan Pesawat Siluman B-2 Spirit Pesawat pengebom B-2 merupakan salah satu pesawat tempur termahal di dunia, harganya $1 miliar.(FOTO: Yemenshabab.net)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Perang besar di Timur Tengah kemungkinan bakal terjadi, Amerika Serikat akhirnya benar-benar melibatkan diri, dan untuk kali pertama mengerahkan pesawat pembom B-2 Spirit untuk menyerang Houthi.

Amerika Serikat pendukung dan pembela Israel itu, Kamis (17/10/1024) dini hari tadi menyerang Houthi dengan pesawat silumannya itu. Houthi sendiri adalah kelompok di Yaman yang didukung Iran

B-2 adalah sosok pesawat yang jauh lebih besar daripada jet tempur yang selama ini digunakan untuk menargetkan fasilitas dan senjata Houthi, dan B-2 Spirit mampu membawa muatan bom yang jauh lebih berat.

Pesawat pembom B-2 adalah salah satu pesawat tempur termahal di dunia dengan harganya $1 miliar.

Amerika Serikat melancarkan serangkaian serangan udara, pada Kamis dini hari tadi di ibukota Sanaa dan Saada, menggunakan pesawat pengebom B-2, atau yang dikenal sebagai Ghost, untuk pertama kalinya guna mengebom lokasi Houthi di Yaman.

Jaringan Amerika mengatakan, serangan itu menargetkan depot senjata dan fasilitas bawah tanah, yang berisi senjata konvensional yang digunakan untuk menargetkan kapal militer dan sipil di Laut Merah dan Teluk Aden.

Tiga pejabat militer AS mengatakan serangan itu dilakukan oleh pesawat pengebom B-2, menandai pertama kalinya AS menggunakan pesawat pengebom strategis siluman untuk menyerang Houthi di Yaman sejak dimulainya kampanye AS.

Sementara itu, media Houthi melaporkan bahwa tiga gelombang serangan udara menargetkan ibu kota, Sanaa, selain serangkaian serangan yang menargetkan kota timur Saada di ujung utara negara itu.

Penduduk setempat menuturkan kepada "Yemeni Youth Net",  bahwa suara serangan udara yang disertai dentuman keras terdengar di sebagian besar ibu kota, Sana'a, dan  terjadi penerbangan intensif pesawat tempur di langit Sana'a, bertepatan dengan serangan udara tersebut.

Pesawat pembom B-2 Spirit ini  jauh lebih besar daripada jet tempur yang selama ini digunakan untuk menargetkan fasilitas dan senjata Houthi, karena mampu membawa bom dalam jumlah lebih besar, menurut jaringan Amerika.

Sejak awal tahun ini, Amerika dan Inggris telah melancarkan serangan udara dan serangan sporadis terhadap sejumlah provinsi Yaman, dan mengatakan bahwa mereka menargetkan kemampuan militer Houthi, sebagai tanggapan atas serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Pesawat pengebom B-2 merupakan salah satu pesawat tempur termahal di dunia, dengan harga sekitar $1 miliar. Tidak ada negara lain di dunia selain Amerika Serikat yang memilikinya.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh majalah National Interest, pesawat  B-2 Spirit ini mampu membawa rudal seberat satu ton, dan bisa mengenai sasaran dengan akurasi ekstrem dengan meleset dalam jarak tidak lebih dari 10 meter saja.

Fitur yang paling menonjol dari pesawat ini adalah kemampuannya untuk bersembunyi dari radar sehingga sistem pertahanan udara tidak akan bisa mendeteksi masuknya pesawat ini, dan pesawat ini akan menjalankan misinya dan kembali tanpa diketahui bahwa ia telah melintasi wilayah udara.

Menurut situs web Angkatan Udara AS, pesawat ini memberikan keuntungan karena bisa menembus pertahanan udara, yang merupakan kekuatan pencegah tempur yang efektif.

Pesawat yang diterbangkan oleh dua pilot ini dilengkapi dengan seperangkat radar yang bisa mendeteksi target menggunakan "deteksi inframerah, suara, elektromagnetik, dan visual."

Pesawat ini juga mampu menyerap gelombang elektromagnetik, karena badannya terbuat dari bahan khusus, dan bentuknya yang memungkinkannya menyusup ke negara mana pun dengan mudah.

Pesawat ini berbobot 73 ton, memiliki lebar sayap 52 meter, tinggi 5 meter, dan panjang 20 meter.

Pesawat B-2 Spirit yang dikerahkan Amerika Serikat untuk menyerang Houthi di Yaman ini mampu membawa beban 80 ton, dan terbang pada ketinggian 50 ribu kaki, dengan kecepatan yang sangat tinggi, tetapi kurang dari kecepatan suara.

Israel Siap Serang Iran

Sementara itu Israel juga sudah menyatakan siap menyerang Iran. Menurut sebuah laporan, rencana serangan balik Israel terhadap Iran oleh pejabat Amerika diperkirakan akan terjadi sebelum pemilu AS.

Serangan balasan dari Israel itu sebagai balasan atas serangan rudal balistik besar-besaran Iran terhadap negara Yahudi itu awal bulan ini.

Serangan balasan Israel nanti akan bisa  menempatkan konflik yang berkembang di Timur Tengah sebagai pusat perhatian para pemilih AS sebelum mereka menuju tempat pemungutan suara pada tanggal 5 November.

Pemerintah Joe Biden yakin telah memperoleh jaminan dari Israel, bahwa mereka tidak akan menyerang situs nuklir atau minyak Iran. "Tapi  Israel ingin membalas serangan rudal Iran yang terjadi awal bulan ini,"kata dua pejabat AS.

Pemerintah Joe Biden juga yakin, bahwa pengiriman baterai Pertahanan Area Ketinggian Terminal (THAAD) AS ke Israel dan sekitar 100 tentara untuk mengoperasikannya, telah meredakan sebagian kekhawatiran Israel tentang kemungkinan pembalasan Iran dan masalah keamanan umum.

Pentagon pada hari Minggu mengumumkan, pengerahan THAAD itu memang untuk membantu memperkuat pertahanan udara Israel setelah serangan rudal balistik Iran terhadap Israel pada bulan April dan Oktober, dengan mengatakan hal itu diizinkan atas arahan Presiden Joe Biden sendiri.

Namun, pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas diskusi diplomatik pribadi memperingatkan, bahwa jaminan Israel tidak kuat dan bahwa keadaan bisa berubah.

Para pejabat juga mencatat bahwa rekam jejak Israel dalam memenuhi janji dimasa lalu tidak pernah konsisten dan sering kali mencerminkan politik dalam negeri Israel sehingga mengubah harapan Washington.

Kantor Netanyahu juga mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa mereka akan mendengarkan pendapat Amerika Serikat. "Tetapi kami akan membuat keputusan akhir berdasarkan kepentingan nasional kami," katanya 

Sementara itu, Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken memperingatkan Israel dalam sebuah surat tertanggal Minggu, bahwa Israel harus meningkatkan jumlah bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza dalam 30 hari ke depan atau Israel mengambil risiko kehilangan akses ke pendanaan senjata AS.

Timur Tengah telah bersiap menghadapi respons yang diharapkan dari Israel setelah Iran meluncurkan sekitar 180 rudal balistik pada tanggal 1 Oktober, yang dibantu oleh Amerika Serikat untuk menangkalnya.

Serangan balasan dan ketidakpastian tentang apakah Israel akan menyerang situs energi dan nuklir yang penting secara strategis di Iran telah menimbulkan kekhawatiran tentang eskalasi menjadi perang regional habis-habisan.

Amerika Serikat sendiri juga sudah mulai terseret ke perang di Timur Tengah itu dan telah mengerahkan pesawat siluman Pembom B-2 Spirit saat menyerang Houthi, Rabu tadi malam di Yaman. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.